REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- rade Ekspor Indonesia (TEI) 2018 yang akan berlangsung 24-28 Oktober di ICE BSD Tangerang. Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) memberikan fasilitasi kepada 18 Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) untuk berpartisipasi dalam ajang ini.
Samuel Wattimena yang menjadi kurator untuk ikut dalam TEI 2018 mengatakan, setidaknya ada lima faktor yang harus dimiliki KUKM untuk bisa menembus pasar ekspor.
Pertama, kesiapan KUKM itu dalam melakukan ekspor. Kedua, KUKM yang berkeinginan melakukan ekspor harus mengetahui krakteristik pasar atau negara yang dituju. Ketiga, KUKM harus menguasai hulu sampai hilir produknya misalnya kesinambungan pasokan bahan baku dan maintenance kualitas produk.
Keempat, untuk negara tujuan ekspor Eropa dan AS dan sebagian Asia, KUKM eksportir harus paham dan memilih ekspor itu ditujukan buat musim apa di negara yang dituju. Kelima, memahami regulasi yang ada di negara tujuan ekspor.
"Dengan memahami faktor-faktor di atas, KUKM tak perlu grasa-grusu atau terburu-buru untuk ikut pameran ekspor ke luar negeri. Lihat dulu apakah pameran ekspor itu sesuai dengan karakteristik produk yang dihasilkan KUKM," tambahnya.
TEI 2018 menargetkan jumlah transaksi 1,5 miliar dollar AS atau setara Rp 22,3 triliun. Angka ini meningkatkan dibandingkan 2017 yang tercatat 1,1 miliar dollar AS setara Rp 16,3 triliun.
TEI 2018 juga menargetkan partisipan sebanyak 1.100 peserta yang meliputi produsen, eksportir, serta pemasok produk barang dan jasa Indonesia yang memiliki keinginan memperluas pasar ke kancah internasional.
Sejauh ini telah tercatat 2.753 permintaan terhadap berbagai kategori produk Indonesia pada TEI 2018. Permintaan terbesar adalah produk manufaktur dan jasa, furnitur, industri kreatif; makanan dan minuman, fashion, gaya hidup dan kecantikan, industri strategis, serta investasi dan jasa.