REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha Dato Sri Tahir baru saja menukarkan uang dolarnya ke kurs rupiah. Jumlahnya mencapai lebih dari Rp 2 triliun.
Ia menyatakan uang tersebut rencananya akan disetorkan ke Bank Mayapada sebagai modal melalui right issue. "Jadi untuk memperkuat permodalan perbankan," ujar Pendiri Mayapa Group ini saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Senin (15/10).
Tahir menjelaskan uang yang ditukarkannya tersebut merupakan milik pribadinya. Dengan begitu tidak ada hubungannya dengan korporasi.
"Kalau pendapatan Mayapada Group, semuanya dalam mata uang rupiah," katanya. Ia menambahkan, semua perusahaannya memerlukan modal, namun kali ini ingin menempatkan dananya di Bank Mayapada.
Baginya, para pengusaha harus membantu pemerintah untuk menjaga kestabilan rupiah. Salah satunya dengan menukarkan simpanan dolarnya ke kurs rupiah.
"Perlu komitmen terhadap Indonesia. Tidak perlu khawatir dengan perekonomian Indonesia," tegasnya.
Ia menuturkan, pada 1997-1998 terjadi krisis keuangan serta krisis perbankan. Hal itu karena kondisi fundamental ekonomi lemah, cadangan devisa tidak ada, investor asing kabur karena ada masalah politik di Tanah Air, pengusaha pun belum terlalu dewasa.
"Sekarang kondisinya berbeda. Sekarang perekonomian kita tetap jalan bahkan tumbuh 5,1 persen dan tidak ada ras terhadap rupiah. Ini masalah psikologi," kata Tahir.
Baginya, rupiah tidak melemah hanya saja dolar AS menguat. Hal itu terdampak oleh kondisi global, seperti perang dagang, krisis Turki, dan lainnya.
"Tapi sebagai bankir, saya nggak temukan ada ras orang beli dolar. Ini menyejukkan," ujar pendiri Mayapada Group ini. Perlu diketahui, Mayapada Group membawahi beberapa perusahaan, di antaranya Bank Mayapada, Rumah Sakit Mayapada, serta lainnya.