Ahad 14 Oct 2018 23:00 WIB

Jokowi akan Luncurkan Program Optimalisasi Lahan Rawa

Peningkatan produksi pangan nasional masih bertumpu pada lahan sawah irigasi.

Rep: Melisa Riska Putri / Red: Satria K Yudha
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Pending Dadih Permana kunjungi lahan rawa di Barito Kuala, Kalimantan Selatan untuk Peringatan Hari Pangan Sedunia
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Pending Dadih Permana kunjungi lahan rawa di Barito Kuala, Kalimantan Selatan untuk Peringatan Hari Pangan Sedunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan hadir pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-28 Tahun 2018 di Kalimantan Selatan (Kalsel), 18-20 Oktober 2018. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi akan mencanangkan program Optimalisasi Lahan Rawa untuk peningkatan produksi pangan nasional. 

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, program ini dicanangkan karena besarnya potensi lahan rawa sebagai lahan pertanian produktif."Melalui program ini masyarakat akan semakin sejahtera karena meningkatnya pendapatan,'' ujar Amran, Ahad (14/10). 

Ia mengatakan, peningkatan produksi pangan nasional selama ini masih bertumpu pada lahan sawah irigasi. Sementara lahan suboptimal seperti rawa belum termanfaatkan secara maksimal. Ia pun menugaskan jajarannya untuk membuat instrumen program terobosan yang dapat mengoptimalkan fungsi lahan rawa sebagai lahan pertanian. Instrumen tersebut meliputi kebijakan, riset, inovasi dan kewirausahaan.

Lahan rawa yang akan dikonversi menjadi kawasan pertanian diprioritaskan pada lahan rawa yang ditumbuhi semak belukar yang secara ekologi cocok untuk kegiatan budi daya pertanian. Sesuai kajian Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian Pertanian, sekitar 7,9 juta hektare yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. 

Prioritas lainnya adalah merevitalisasi rawa bokor yang mencapai dua juta hektare. Rawa bokor merupakan lahan rawa yang pernah dibuka, namun belum dibudidayakan. Lahan terbengkalai ini dapat diaktifkan kembali dengan memperbaiki sistem tata air, baik makro maupun mikro. Alokasi biayanya pun tidak sebesar jika dibandingkan dengan membuka lahan rawa baru.  

Dalam peringatan HPS nanti, Presiden Jokowi bersama sejumlah Duta Besar negara sahabat juga akan melihat langsung proyek percontohan seluas 750 hektare di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Percontohan ini merupakan visualisasi bagaimana pengelolaan dan optimalisasi lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif.

Salah satu yang akan diperlihatkan melalui percontohan ini adalah peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Lahan yang tadinya hanya bisa satu kali tanam setahun atau bahkan telantar, bisa ditingkatkan pertanamannya menjadi dua hingga tiga kali setahun. 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Pending Dadih Permana mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah strategis dengan merangkul semua kelompok pemangku kepentingan dalam membangun proyek ercontohan tersebut. Kelompok-kelompok yang terlibat antara lain kementerian/lembaga lain, pemerintah provinsi, kabupaten, TNI dan petani. Sinergi dengan semua mitra kerja tersebut tertuang dalam Pedoman Teknis Pilot Percontohan Model Pertanian Terpadu dalam Rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 di Kabupaten Barito Kuala. 

"Pedoman ini penting karena bisa menjadi acuan bagi daerah ataupun pihak lain yang ingin turut memanfaatkan lahan rawa sebagai lahan pertanian," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement