Jumat 12 Oct 2018 13:06 WIB

Pertamina Kembangkan Bisnis Petrokimia

Pertamina dan CPC Taiwan akan bangun pabrik yang dapat menjadi subtitusi impor.

Pertamina
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) dan China Petroleum Corporation (CPC), Taiwan, menandatangani Framework Agreement pengembangan proyek komplek Petrokimia senilai 6,49 miliar dolar. Nilai investasi ini merupakan investasi terbesar pada program Investasi BUMN untuk Negeri yang ditandatangani pada  kegiatan Indonesian Investment Forum (IIF) di Bali, Kamis (11/10) lalu.

Kerja sama Pertamina dan CPC Taiwan dilakukan dalam bentuk pembangunan pabrik Naphtha Cracker dan unit pengembangan sektor hilir Petrokimia berskala global di Indonesia. Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatakan, pabrik Naphtha Cracker nantinya dapat menjadi substitusi impor sehingga berpotensi menghemat devisa negara hingga 2,4 miliar dolar AS per tahun.

"Kami mengapresiasi penandatanganan investasi ini. Kerjasama yang saat ini dilakukan merupakan komitmen kita bersama dalam upaya mengurangi impor,” ujar Rini melalui siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Jumat (12/10).

Melalui pembangunan pabrik, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, Pertamina akan melakukan Revamping Kilang lama serta membangun Petrokimia secara terintegrasi. Framework Agreement ini, menurutnya, dilakukan guna meningkatkan yield of valuable product dari produk-produk turunan yang dihasilkan kilang Pertamina.

"Kerja sama ini menjadi momentum untuk memperkuat bisnis Petrokimia Pertamina," kata Nicke.

Proyek ini diharapkan mulai beroperasi tahun 2026 dengan skema joint venture antara Pertamina, CPC Taiwan, dan beberapa mitra hilir potensial lainnya. Pabrik Naphtha Cracker diharapkan akan memproduksi paling sedikit satu juta ton ethylene per tahun dan membangun unit hilir yang akan memproduksi produk turunan kilang lainya untuk memenuhi kebutuhan industri di Indonesia.

CPC Taiwan merupakan perusahaan milik negara Taiwan yang bergerak di bidang suplai produk perminyakan, raw and natural material untuk petrokimia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement