Rabu 10 Oct 2018 14:17 WIB

Garudafood Lepas 10,34 Persen Saham ke Publik

Garudafood menargetkan meraup dana hingga Rp 979,48 miliar dari pelepasan saham ini

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
PT Garudafood Putra Putri Jaya resmi menjadi perusahaan publik  dengan melepas 10,34 persen sahamnya.
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
PT Garudafood Putra Putri Jaya resmi menjadi perusahaan publik dengan melepas 10,34 persen sahamnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garudafood Putra Putri Jaya resmi menjadi perusahaan publik dengan melepas 10,34 persen sahamnya. Saham perusahaan yang berdiri 28 tahun silam ini, GOOD, resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (10/10).

Penawaran saham ke publik bertujuan memperoleh dana untuk meningkatkan modal sebesar Rp 979,48 miliar. Harga perdana saham GOOD ditetapkan sebesar Rp 1.284. Beberapa saat setelah pembukaan, harga saham meningkat pesat menjadi Rp. 1.900.

Direktur utama Garudafood, Hardianto Atmadja mengatakan IPO merupakan rencana untuk memperkuat modal kerja guna ekspansi bisnis. Kedepannya, perusahaan ingin memperkuat modal untuk bisa menjadi perusahaan internasional.

Garudafood menerbitkan saham baru sebanyak 762,84 juta termasuk yang diterbitkan kepada Pelican Company Ltd sebanyak 727,84 juta saham dalam rangka konversi Mandatory COnvertible Bond. Garudafood juga mengadakan program alokasi saham karyawan sebanyak 2,8 juta saham.

Direktur dan Corporate Secretary Garudafood, Paulus Tedjosutikno mengatakan Garudafood cukup optimis dengan penawaran pada publik karena kinerja perusahaan sangat solid. Selama empat bulan hingga April 2018, penjualan tercatat naik 16 persen menjadi Rp 2,9 triliun dari periode sama tahun lalu.

Laba bersih perusahaan juga tumbuh 136 persen menjadi Rp 222,5 miliar selama periode empat bulan dibanding periode sama tahun 2017. Total aset Garudafood per 30 April 2018 tercatat 4,3 triliun atau tumbuh 22,8 persen dibanding posisi 31 Desember 2017.

Kinerja keuangan yang baik dari Garudafood didukung produk yang digemari masyarakat. Lima produk unggulan yakni Gery, Garuda, Chocolatos, Leo dan Clevo. Garuda saat ini telah melakukan ekspor ke lebih dari 20 negara dengan fokus negara ASEAN, Cina dan India.

"Saat ini kontribusi ekspor memang baru enam persen dengan nilai sekitar Rp 400 miliar, tapi dalam dua sampai tiga tahun kedepan diharapkan bisa tembus dua digit," kata Hardianto pada wartawan setelah IPO di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/10).

Periode penawaran umum dilaksanakan pada 2-4 Oktober 2018. Secara industri, prospek bisnis makanan dan minuman di Indonesia sangat potensial seiring pertumbuhan populasi dan daya beli penduduk kelas menengah Indonesia.

Perusahaan riset global Nielsen mencatat pada kuartal satu 2018, kuantitas pasar makanan ringan di Indonesia tumbuh delapan persen. Sedangkan pasar biskuit tumbuh lima persen. Produk makanan dan minuman juga menjadi salah satu potensi besar dalam industri halal Indonesia.

Hardianto mengatakan perusahaan sangat perhatian pada isu kehalalan makanan. Sehingga ini menjadi keuntungan ketika produk dibawa untuk ekspor. Produk halal bisa masuk ke negara mana saja. Menurutnya, produk Garudafood juga menjadi unggulan di luar negeri karena selain halal, rasanya pun banyak digemari.

Seluruh produk Garudafood memperoleh sertifikat halal dan ISO 22000: Food Safety Management System. Sebagian besar bahan baku sudah berasal dari dalam negeri sehingga kebijakan impor terbaru tidak berpengaruh signifikan.

Sebagian besar produk dihasilkan di dua fasilitas produksi Pati, Jawa Tengah, satu di Gresik Jawa Timur dan satu di Kawasan Industri Rancaekek Sumedang, Jawa Barat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement