Ahad 07 Oct 2018 15:04 WIB

Kementan Terus Sasar Ekspor Buah Asia

Prospek ekspor buah dari Indonesia sangat berpeluang ke negara Asia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman launching ekspor perdana buah manggis sumatera barat.
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman launching ekspor perdana buah manggis sumatera barat.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini terus menyasar upaya ekspor buah ke negara-negara Asia. Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan ekspor buah kembali akan dilakukan besok Senin (8/10) ke beberapa negara di Asia.

"Besok siang (Senin) mau ada pelepasan ekspor mangga arum manis, bawang merah, dan benih sayuran kangkung dari Surabaya," kata Suwandi kepada Republika.co.id, Ahad (7/10).

Dia menjelaskan khusus buah mangga jenus arum manis aman diekspor dari Surabaya menuju Malaysia dan Singapura. Selanjutnya bawang merah akan diekspor ke Filipina dan benih sayuran kangkung segera dikirim ke Malaysia.

Suwandi menilai sejauh ini prospek ekspor buah dari Indonesia sangat berpeluang ke negara Asia. "Seperti Manggis sebelumnya itu dominan ke Cina, ya. Bahkan juga beberapa negara lainnya yang juga berpotensi yaitu Singapura dan Malaysia," ujar Suwandi.

Dia mengakui, potensi besar ekspor buah tersebut terlihat dari peningkatan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Ekspor hortikultura segar selama ini dari Januari hingga Juli 2018 terus mengalami kenaikkan sekitar 60 persen dibandingkan tahun lalu.

Suwandi menjelaskan prospek ekspor buah juga sangat tumbuh dengan baik dilihat dari nilai yang selama ini didapatkan. "Nilai ekspor hortikultura segar Januari sampai Juli 2018 totalnya Rp 1,22 triliun. Ini naik 60,5 persen dibandingkan Januari sampai Julu 2017," tutur Suwandi.

Selain itu, Suwandi mengatakan eskpor jenis pertanian juga sama mengalami pertumbuhan yang baik. Untuk eskpor pertanian 2017, kata dia, mencapai Rp 442 triliun yang berarti naik 24 persen dari 2016.

Sebelumnya, Indonesia juga mengekspor manggis ke Cina untuk pertama kalinya sebanyak 10 ribu ton pada awal Oktober ini. Ekspor tersebut dilakukan melalui PT Bumi Alam Sumatra yang memiliki pergudangan di Kabupaten Limapuluh Kota.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pertanian Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menyediakan pangan berdaulat tanpa impor. Sebab, produksi manggis di Indonesia tersebar dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Barat.

Amran menuturkan produksi manggis se-sumatra pada 2017 mencapai 65.372 ton atau 40 persen dari produksi nasional. "Untuk 2018, proyeksi angka produksi manggis sebesar 166.725 ton, naik tiga persen dari 2017," tutur Amran.

Di sisi lain, Kementan juga sangat mendorong untuk ekspor buah dengan dukungan teknologi. Sebab, untuk buah lainnya, Kementan juga tengah menyasar akan menekspor jeruk dengan peningkatan kemampuan para petani yang sesuai.

Peneliti Utama di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Malang Arry Supriyanto mengatakan Kementan juga menerapkan teknologi pembuahan jeruk berjenjang sepanjang tahun. "Dengan menggunakan Bujangseta, tanaman jeruk bisa dipanen lebih cepat. Biasanya panen jeruk hanya dua kali setahun namun dengan teknologi ini petani bisa melakukan panen tiga bulan sekali," ungkap Arry.

Dengan teknologi tersebut, diprediksi dalam satu tahun bisa lima kali panen. Dengan begitu setiap dua atau tiga bulan panen dapat dilakukan sehingga ketersediaan buah sepanjang tahun tetap terjaga.

Teknologi pembuahan jeruk berjenjang sepanjang tahunsaat ini tengah dikembangkan di Banyuwangi sebagai pilot project untuk penerapannya pada jeruk. "Meski di Malang telah tersedia kebun percontohan. Luas pendampingan Bujangseta di Banyuwangi mencapai 15 hektare yang tersebar di lima kecamatan yaitu Cluring, Bangorejo, Tegaldlimo, Gambiran dan Purwoharjo," jelas Arry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement