Kamis 04 Oct 2018 19:33 WIB

Bidik Investor Domestik, Pemerintah Yakin ORI015 Laku Keras

Pemerintah menawarkan obligasi ritel yang ditujukan khusus untuk investor domestik

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Petugas bank melayani nasabah calon pembeli Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas bank melayani nasabah calon pembeli Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan baru saja membuka penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 015. Masa penawaran berlaku mulai hari ini, (4/10), hingga 25 Oktober 2018 mendatang.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Pengendalian Risiko Luky Alfirman berharap, penjualan ORI015 ini bisa sesukses SBR004. "Penawaran SBR004 waktu itu berhasil mengumpulkan 21.672 investor. Dengan porsi investor baru sebanyak 17.195," ujarnya di Jakarta, Kamis, (4/10).

Ia menjelaskan, pemerintah berupaya menjaring investor domestik khususnya ritel dengan meluncurkan ORI015. Maka dari itu ada beberapa penyesuaian yang dilakukan.

"Contohnya, batas minimum pembeliannya kita turunkan, dulu Rp 2 juta sekarang jadi Rp 1 juta. Lalu dulu bisa dimiliki asing tapi sekarang hanya bisa dimiliki domestik," tutur Luky.

Dengan begitu diharapkan jumlah investor domestik semakin banyak. "Lewat instrumen ini kita beri masyarakat ke masyarakat luas untuk bisa berinvestasi sekaligus berpartisipasi aktif membangun negeri," ujarnya.

Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting menambahkan, pemerintah juga menyasar generasi milenial. Segmen tersebut dinilai berpotensi.

Dari total investor ritel, kata dia, sebanyak 40,99 persen di antaranya merupakan generasi milenial. "Perlu ditekankan, kepentingan membeli SBN (Surat Berharga Negara) berarti menjaga keberlangsungan negara kita," jelasnya pada kesempatan serupa.

Lebih lanjut, kata dia, pemerintah mempunyai lima instrumen SBN ritel. Tiga di antaranya telah diterbitkan. Selanjutnya pada November mendatang akan diluncurkan instrumen sukuk tabungan.

"Instrumen itu sejenis saving bond ritel tapi berbasis syariah," kata Loto. Penerbitan berbagai instrumen itu, kata dia, demi memperluas basis investor domestik, baik jumlah maupun kapasitasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement