REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Industri pembuatan katup untuk tujuan ekspor di Kota Batam Kepulauan Riau, PT Tomoe Valve Batam, beralih menggunakan bahan bakar gas bumi dari sebelumnya elpiji. PT Tomoe Valve Batam menggunakan gas bumi dari PGN untuk menggerakkan mesin produksi seperti die casting dan painting.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan PGN bersama Tomoe menandatangani kontrak dengan komitmen pasokan gas bumi sebesar 350-1.750 MMBtu per bulan. "Dengan penggunaan gas PGN, perusahaan berorientasi ekspor dengan pasar Asia Pasifik itu mengklaim menghemat ongkos produksi sampai dengan 40 persen per bulan dibanding bahan bakar sebelumnya," kata Rahmat.
Menurut dia, bertambahnya konsumen baru segmen industri itu, seiring dengan tawaran layanan dengan harga kompetitif serta nilai efisiensi yang optimal. Sebelumnya, perusahaan tersebut menggunakan elpiji.
Dia menyatakan manajemen Tomoe berharap langkah konversi bahan bakar dari LPG ke gas bumi pasokan PGN melalui layanan Sinergi 360, bisa menambah benefit jangka panjang. "Hal ini membuktikan bahwa harga gas bumi PGN masih kompetitif di pasaran, selain itu bagi perusahaan akan menikmati selisih harga yang signifikan dari biaya energi mereka," kata Rachmat.
Beberapa keuntungan yang ditawarkan kepada pengguna gas bumi antara lain stabilitas pasokan, tarif kompetitif, serta kepastian harga. "Karena ada poin-poin kontrak yang mengaturnya," kata Rachmat.
Dengan acuan yang tetap, pelaku industri terhindar dari fluktuasi pasar sekaligus meniadakan risiko kelangkaan. Selain itu, konsumsi gas bumi dari PGN masih lebih hemat dibandingkan bahan bakar lainnya. Penggunaan gas bumi juga lebih hemat, ramah lingkungan dan aman karena minim risiko kebakaran.
"Dalam rentang 1 tahun, perusahaan bisa menghemat hampir setengah dari biaya bahan bakar karena mengkonversi LPG," kata Rachmat.
Sementara itu, kontrak dengan Tomoe menambah daftar panjang konsumen industri yang menjadi mitra PGN pada tahun ini. Beberapa bulan lalu, terdapat 3 perusahaan industri besar yang juga meminta pasokan energi dari PGN.
Perusahaan itu antara lain PT Hiruta Kogyo Indonesia yang mempunyai pabrik di Karawang dan Pasuruan, PT Alexindo dengan basis produksi di Karawang, dan PT Serba Gurih Indonesia (SGI) di Pasuruan.
"Pelaku industri mulai mengakui efisiensi jangka panjang dari layanan PGN, hal inilah yang jadi fokus kami untuk menjamin pasokan dan layanan terbaik," kata dia.