REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi mengatakan, deflasi pada September 2018 bisa terjadi karena harga bahan pangan relatif terjaga. Bahkan, menurutnya, harga untuk beberapa jenis bahan pangan mengalami penurunan. Hal itu salah satunya karena ada kelebihan suplai untuk beberapa jenis bahan pangan yang disebabkan impor dan produksi domestik
"Penurunan harga bahan pangan ini berpengaruh besar menarik Indeks Harga Konsumen (IHK) ke bawah sehingga berpeluang terjadi deflasi bulan ini," kata Eric ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (21/9).
Menurut Eric, penurunan harga pangan bisa menutup dampak inflasi dari pelemahan rupiah atau imported inflation. Dia mengatakan, ada beberapa industri yang menggunakan bahan baku impor seperti produsen tempe dan tahu. Pelemahan rupiah pun berpengaruh pada biaya produksi. Akan tetapi, ujarnya, kenaikan harga tersebut masih terbatas dan terkompensasi penurunan harga lain dengan bobot lebih besar.
Selain itu, dampak pelemahan rupiah juga masih terbatas karena perusahaan-perusahaan masih menggunakan persediaan bahan baku produksi yang telah diimpor sebelumnya.
"Akhir tahun ini inflasi bisa di kisaran 3,3 hingga 3,5 persen (yoy)," kata Eric.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memprediksi pada September 2018 akan terjadi deflasi sebesar 0,04 persen, setelah pada Agustus 2018 juga mengalami deflasi. "Kalau kita lihat dari survei pemantauan harga, diperkirakan September ini masih deflasi 0,04 month to month, year on year 3,03 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta.
Pada September kecenderungan harga bahan-bahan makanan masih turun. Bahan makanan seperti daging sapi, daging ayam, dan telor masih turun, sedangkan beras relatif stabil.
Ia meyakini target inflasi tahun ini 2,5-4,5 persen akan tercapai. Bahkan, inflasi akan cenderung lebih rendah dari titik tengahnya atau lebih rendah dari 3,5 persen.
Faktor lain yang mendorong terjadinya deflasi adalah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga baik di tingkat konsumen, produsen, maupun di pasar keuangan. "Jadi ekspektasi inflasi itu terjaga," ujar Perry.
Baca juga, Menko Darmin Optimistis Inflasi Akhir Tahun Sesuai Target