Rabu 19 Sep 2018 16:17 WIB

Trade Expo Target Transaksi 1,5 miliar dolar AS

Sampai saat ini, sudah lebih dari 2.000 buyers yang tercatat akan menghadiri TEI.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
 Pengunjung melihat rumah bambu dalam pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat rumah bambu dalam pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 kembali digelar. TEI 2018 ditargetkan dapat mencetak transaksi sebesar 1,5 miliar dolar AS. 

Seperti tahun sebelumnya, TEI diadakan dengan zero budget atau tidak menggunakan anggaran pemerintah. Namun, pemerintah menunjuk pihak event organizer setelah melakukan bidding dan kali ini yang menang adalah dari PT Debindomulti Adhiswasti. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda mengatakan, karena zero budget, pemerintah mendorong public private partnership. Dua lembaga di bawah Kementerian Keuangan, yakni Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Indonesia Exim Bank menjadi sponsor utama kegiatan TEI 2018. 

Secara hakikat, pemerintah menyediakan dana tapi tidak dapat digunakan untuk pelaksanaan. "Zero budget digunakan untuk menarik lebih banyak kontribusi pihak lain dalam meningkatkan ekspor," ujarnya dalam konferensi pers TEI 2018 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (19/9). 

Untuk pelaksanaan TEI tahun ini, dana sponsor yang dikeluarkan BPDPKS dan Indonesia Exim Bank mencapai Rp 1,6 miliar. Sementara BPDPKS menyediakan Rp 1 miliar, sisanya dari Indonesia Exim Bank. 

Transaksi selama TEI ditargetkan sebesar 1,5 miliar dolar AS. Sampai hari ini, tercatat sebanyak 2.245 buyers telah terdaftar untuk menghadiri TEI 2018 dari berbagai negara. Di antaranya Cina, Nigeria, India, Aljazair dan Arab Saudi. 

Untuk mencapai target, Kemendag berkomitmen mendatangkan buyers sebanyak mungkin melalui kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Atase Perdagangan, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), Kantor Dagang dan Industri Indonesia, serta Konsul Perdagangan. Kadin negara-negara sahabat juga dilibatkan dalam menyebarluaskan informasi tentang penyelenggaraan TEI di mancanegara.

Selain itu, juga telah tercatat 2.753 permintaan terhadap berbagai kategori produk Indonesia pada TEI 2018. Permintaan terbesar sejauh ini adalah untuk produk manufaktur dan jasa, furnitur, dekorasi, dan perabotan taman, industri kreatif, makanan dan minuman, fesyen, gaya hidup, dan kecantikan, industri strategis, serta investasi dan jasa.

Project Director PT Debindomulti Adhiswasti, Budiarto Linggowijono menjelaskan, pelayanan terhadap buyers menjadi prioritas dalam pelaksanaan TEI 2018. "Kami akan menjemput dari bandara. Transportasi akan bekerja sama dengan provider taksi online," ucapnya. 

Untuk official hotel, pihak penyelenggara telah bekerja sama dengan 44 jaringan hotel di Jakarta dan BSD. Di samping itu, Budiarto mengatakan, pengunjung juga dapat memanfaatkan fasilitas akomodasi yang dapat diakses secara online seperti melalui aplikasi AirBnB. 

Tidak sekadar menampilkan produk yang berpotensi untuk diekspor, TEI juga menghadirkan jajanan nusantara di Hall 1 dan 10. Budiarto berharap, keberadaan jajanan ini dapat membantu promosi kuliner khas Indonesia ke masyarakat internasional.

Seperti tahun sebelumnya, TEI 2018 akan menampilkan berbagai ragam produk dan jasa Indonesia yang terbagi atas zona produk potensial dan unggulan nasional di 10 hall dengan area pameran seluas 22.727 meter persegi. Setiap hall akan dilengkapi dengan jasa layanan pembeli (buyer service area) yang siap melayani kebutuhan buyer selama berada di lokasi pameran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement