Senin 29 Oct 2018 08:02 WIB

TEI Bukukan Misi Pembelian 65,2 Miliar Dolar AS

MoU dilakukan untuk tiga sektor, yaitu perdagangan, investasi dan pariwisata.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-32 Tahun 2017, di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten, Rabu (11/10). Presiden menekankan perlunya upaya untuk meningkatkan nilai perdagangan, ekspor, dan investasi Indonesia.
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Presiden Joko Widodo membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-32 Tahun 2017, di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten, Rabu (11/10). Presiden menekankan perlunya upaya untuk meningkatkan nilai perdagangan, ekspor, dan investasi Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Perhelatan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 berhasil membukukan program misi pembelian dengan transaksi sebesar 65,2 miliar dolar AS. Total tersebut diraih selama lima hari pelaksanaan dari Rabu (24/10) hingga Ahad (28/10). 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda menjelaskan, total perolehan ini dicapai setelah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pelaku usaha/eksportir Indonesia dengan importir Jepang dan Yaman. Produk yang termasuk di dalamnya adalah minyak kelapa sawit sebesar 13,57 juta dolar AS dengan Jepang serta Yaman untuk produk bahan bangunan sebesar 50 ribu dolar AS. 

Penandatanganan MoU dengan kedua negara tersebut menggenapi perolehan transaksi program misi pembelian selama lima hari pelaksanaan TEI 2018 dengan total nilai sebesar 6,52 miliar dolar AS. "Jumlah ini merupakan perolehan dari program misi pembelian, bukan dari transaksi lainnya," tuturnya pada hari terakhir TEI di Tangerang, Ahad. 

Total penandatanganan mencapai 78 MoU dengan para importir dari 30 negara. Penandatanganan MoU dilakukan untuk tiga sektor, yaitu investasi, perdagangan, serta pariwisata.

MoU terbesar berasal dari sektor investasi sebesar 5,54 miliar dolar AS. Di sektor investasi ini, penandatanganan dilakukan dengan importir Cina senilai 4,50 miliar dolar AS dalam bentuk investasi pembangunan teknologi informasi di Kawasan Ekonomi Khusus Belitung dan dengan Thailand sebesar 243,16 juta dolar AS terkait pembangunan industri perkebunan.

Sementara itu, MoU di bidang perdagangan mencapai nilai sebesar 811,08 juta dolar AS. Adapun perolehannya yang terbesar yaitu dari importir Arab Saudi senilai 140 juta dolar AS yang diikuti Mesir 67,50 juta dolar AS dan Thailand mencapai 63.16 juta dolar AS. Sisanya diisi dengan MoU bersama negara lain seperti Italia, Amerika Serikat, Inggris dan Singapura.

Selama lima hari pelaksanaan, terlihat bahwa produk-produk yang diminati untuk perdagangan beragam, mulai dari palet kayu, kayu merbabu, furniture hingga makanan ringan. 

"Produk rempah-rempah, minyak esensial, domba garut, mi instan, margarin, sayuran, dan minyak kelapa sawit juga diminati," ujar Arlinda.

Sementara itu, MoU di sektor pariwisata mencapai 170,50 juta dolar AS. Misi pembelian adalah kunjungan para buyer atau importir ke Indonesia dalam rangka melakukan kegiatan bisnis. Program misi pembelian ini difasilitasi oleh perwakilan Indonesia yang berada di luar negeri dan bersinergi dengan pemerintah pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement