Rabu 19 Sep 2018 13:09 WIB

Industri Tekstil Targetkan Ekspor 14 Miliar Dolar AS

Selama ini industri tekstil berkontribusi cukup besar terhadap penerimaan devisa

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pabrik tekstil di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: KBRI Roma
Pabrik tekstil di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional diyakini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan devisa dari ekspor pada tahun ini. Sepanjang Januari-Juli 2018, nilai pengapalan produk TPT Indonesia sudah mencapai 7,74 miliar dolar AS, dan ditargetkan hingga akhir 2018 bisa menembus sebesar 14 miliar dolar AS.

“Ekspor di industri TPT dapat ditingkatkan lagi seiring selesainya skema perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif antara Indonesia dengan Australia (IA-CEPA),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Rabu (19/9).

Airlangga menjelaskan, bea masuk produk tekstil dan pakaian Indonesia ke Australia akan dihapuskan atau menjadi nol persen. Kebijakan bilateral tersebut rencananya bakal ditandatangani akhir tahun ini.

“Melalui CEPA tersebut, seluruh produk Indonesia yang diekspor ke Australia, bea masuknya nol persen, termasuk produk TPT yang sebelumnya dikenakan tarif 10-20 persen. Artinya, kemitraan strategis ini untuk peluang kita memperluas pasar ekspor,” ujar Airlangga.

Pemerintah Indonesia juga tengah berupaya merampungkan perundingan free trade agreement (FTA) dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Airlangga mengatakan, pemerintah mendorong ekspor untuk tiga produk manufaktur unggulan Indonesia, yakni pakaian, tekstil, dan sepatu.

Airlangga optimistis, industri TPT nasional mempunyai daya saing global. Sebab, sektor ini sudah  terintegrasi dari hulu sampai hilir dan punya kualitas baik di pasar internasional.

“Guna mendongkrak produktivitas dan daya saing, kami juga memfasilitasi peremajaan mesin dan peralatan industri TPT,” kata Airlangga.

Di samping itu, sejalan dengan perkembangan revolusi industri 4.0, Kementerian Perinduatrian memacu industri TPT nasional untuk menerapkan teknologi modern. Sehingga lebih efisien dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sesuai kebutuhan di era digital.

Airlangga menegaskan, industri TPT juga sebagai salah satu kelompok manufaktur yang dikategorikan sebagai sektor padat karya berorientasi ekspor. Oleh karena itu, sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), industri TPT termasuk yang diprioritaskan pengembangannya.

Kementerian Perindustrian mencatat, nilai ekspor dari industri TPT nasional mencapai 12,58 miliar dolar AS pada 2017 atau naik 6 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan membidik ekspor industri TPT sebesar 14 miliar dolar AS pada 2018, diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,95 juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement