Senin 17 Sep 2018 19:38 WIB

Ekspor Sumbar Turun

Ekspor Sumbar anjlok 20,34 persen kalau dibandingkan dengan Agustus 2017 lalu.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Aktivitas ekspor impor.
Foto: bea cukai
Aktivitas ekspor impor.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kinerja perdagangan Sumatra Barat (Sumbar) kembali mencatatkan penurunan. Pada Agustus 2018, nilai ekspor Sumbar tercatat sebesar 146,76 juta dolar AS. Angka ini turun 4,36 persen dibanding kinerja pada Juli 2018 dan anjlok 20,34 persen kalau dibandingkan dengan Agustus 2017 lalu.

Padahal pada Juli 2018 kinerja ekspor Sumbar sempat membaik dengan nilai 153,46 juta dolar AS atau atau naik 41,84 persen dibanding ekspor bulan sebelumnya. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat Sukardi menjelaskan, nilai ekspor Sumbar secara kumulatif Januari-Agustus 2018 sebesar 1,07 miliar dolar AS atau turun 26,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penurunan kinerja ekspor, menurutnya, sangat dipengaruhi tingkat produksi CPO dan karet yang menjadi dua komoditas ekspor utama dari Sumbar. "Naik turunnya harga dua komoditas tadi, naik turunnya produksi CPO dan karet, sangat berpengaruh pada ekspor Sumbar," jelas Sukardi, Senin (17/9).

Dilihat dari negara tujuan ekspor, India, AS, dan Kenya menduduki tiga besar sasaran utama ekspor dari Sumbar. India mencatatkan nilai ekspor dari Sumbar sebesar 52,44 juta dolar AS, AS menyumbang 40,66 juta dolar AS, dan Kenya sebesar 15,22 juta dolar AS.

Sementara dilihat dari sisi impor, Sumbar justru mencatatkan penambahan angka impor. Nilai impor pada Agustus 2018 sebesar 60,73 juta dolar AS, naik tajam hingga 28,22 persen dibanding impor Juli 2018. Angka impor pada Agustus 2018 juga melonjak dibanding Agustus 2017 hingga 38,38 persen.

Secara kumulatif, impor Sumbar sejak Januari-Agustus 2018 tercatat sebesar 357,24 juta dolar AS atau naik 24,95 persen dibanding periode 2017. Artinya, secara kumulatif Sumbar masih meraih surplus perdagangan sebesar 715 juta dolar AS sepanjang Januari-Agustus 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement