Senin 17 Sep 2018 11:47 WIB

Jokowi Minta Dukungan Ceska Percepat Perundingan IU-CEPA

Ceska menawari kerja sama bidang energi kepada Indonesia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dukungan dari Republik Ceska untuk membantu percepatan penyelesaian Perundingan kerja sama perdagangan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economics Partnership Agreement (UI-CEPA) yang hingga ini masih dalam tahap perundingan. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat menerima kunjungan delegasi senat Republik Ceska di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/9) pagi.

"Permintaan dukungan agar Ceska juga bisa membantu mempercepat konklusi Indonesia IU CEPA," ujar Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir di Kompleks Istana Presiden, Jakarta.

Sementara itu, lanjut Fachir, ketua Parlemen Ceska juga turut menyampaikan beberapa hal, antara lain yakni tawaran kerja sama energi di mana Ceska mengalami surplus di bidang energi. "Dan tadi ditawarkan antara lain energi untuk tenaga air," kata dia.

Tak hanya itu, Ketua Parlemen Ceska juga menyampaikan ketertarikannya untuk melakukan kerjasama di bidang otomotif. Upaya kerjasama inipun disambut Presiden Jokowi untuk mengembangkan otomotif menuju pada industri 4.0.

"Ada juga tadi disampaikan mengenai kesehatan. Karena jaminan kesehatan menurut Ketua Senat Ceska di Ceska itu sangat baik. 7 persen dari PDB," tambahnya.

Terkait tawaran kerja sama tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan ketertarikan pemerintah Indonesia lantaran selama ini Indonesia juga telah memberikan 186 juta jaminan kesehatan.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasinya kepada Ceska lantaran telah mendukung Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. Selain itu, Ceska juga merupakan salah satu negara di Eropa yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.

"Secara khusus disampaikan oleh ketua senat Ceska bahwa karena kami yakin Indonesia bisa memperjuangkan perdamaian dan bagaimana mengatasi terorisme," jelas Fachir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement