REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang terjadi belakangan ini berdampak terhadap naiknya harga penjualan aksesori mobil. Hal itu terutama terjadi pada aksesori yang diimpor.
Di pasar mobil Kemayoran, Jakarta, sejumlah pedagang aksesori mobil mengaku telah menaikkan harga beberapa barang jualannya. Salah seorang karyawan dari Karunia Prima Motor, Syeni, mengungkapkan, sejak beberapa minggu terakhir, beberapa aksesori, seperti karpet dasar, kunci stang, dan sarung jok harganya mulai meningkat, besarannya mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 5.000.
Meski terjadi kenaikan harga, pembeli yang datang ke tokonya masih terbilang cukup banyak. Walaupun, kata dia, jumlahnya mengalami penurunan dibanding beberapa bulan sebelumnya. Hal itu lantaran toko yang telah berdiri selama 14 tahun tersebut memiliki pelanggan setia yang tetap memesan atau membeli barang.
Lain halnya dengan Yanti. Pemilik toko aksesori Yanti Prince's itu mengatakan lonjakan harga aksesori mobil di tempatnya cukup besar. Harga karpet dasar yang sebelumnya Rp 155 ribu kini menjadi Rp 165 ribu. Harga penutup mobil (body cover) yang awalnya Rp 225 ribu kini melambung hingga Rp 295 ribu.
"Saya belum ambil lagi (ke penyedia barang), tapi saya yakin seperti towing bar atau sarung jok itu juga naik harganya," ucap Yanti.
Penguatan mata uang dolar AS terhadap rupiah juga berimbas pada naiknya harga suku cadang mobil. Pemilik toko Sinar Surya Motor, Jimmy, mengatakan, harga suku cadang, baik produk lokal maupun impor, mengalami lonjakan.
Harga kampas rem untuk mobil Daihatsu Gran Max buatan lokal naik dari Rp 105 ribu menjadi Rp 160 ribu. Sementara, harga kampas rem impor untuk mobil Daihatsu Sirion yang awalnya Rp 550 ribu kini Rp 650 ribu.
Kenaikan harga juga terjadi pada suku cadang mobil lainnya, seperti karburator, seal oli, shockbreaker, dan fan belt. Di beberapa toko, kenaikannya berkisar antara 5 sampai 15 persen.
Baik Yanti maupun Jimmy mengaku kenaikan harga aksesori dan suku cadang mobil ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap penjualan mereka. Walaupun enggan membeberkan data yang pasti, keduanya menyebut tahun ini sebagai tahun penjualan yang paling sepi
"Pokoknya sejak dolar naik itu memang terasa penurunannya," kata Jimmy.