Rabu 12 Sep 2018 16:10 WIB

Ekspor Bio Farma Diperkirakan Mencapai 71 Juta Dolar AS

Bio Farma terus mempersiapkan riset-riset vaksin untuk pemenuhan kebutuhan global.

Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan, Rabu (12/9).
Foto: bio farma
Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan, Rabu (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bio Farma terus memenuhi target ekspor. Penjualan ekspor sampai 2018 diperkirakan mencapai 71,6 juta dolar AS. Vaksin yang akan diekspor pada bulan September sampai dengan Desember, terdiri dari Vaksin Polio, Campak, TT, DTP, Td, untuk negara-negara berkembang seperti Pakistan, Afganistan, Sudan, Maroko dan negara lainnya.

“Saat ini pasar ekspor Bio Farma memiliki dua segmen, yaitu pengadaan melalui lembaga Internasional UNICEF, Pan American Health Organization (PAHO), serta melalui Bilateral, pembelian langsung dari beberapa produsen vaksin di luar negeri seperti India, Mesir, serta beberapa agent atau distributor di Afrika Selatan, Thailand, Turki, Meksiico dan negara lainnya," kata Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan, Rabu (12/9).

Rahman mengatakan Bio Farma terus berkoordinasi dengan beberapa lembaga internasional. Pada awal Oktober 2018, Bio Farma diundang oleh UNICEF dalam pertemuan tahunan industri vaksin, di Copenhagen, Denmark, yang bertujuan untuk pemutakhiran informasi kebutuhan dan forecasting penyediaan vaksin dalam 5 tahun mendatang, produk apa saja yang dibutuhkan di dunia saat ini dan 10 tahun kedepan.

Ke depan Bio Farma terus mempersiapkan riset-riset vaksin untuk pemenuhan kebutuhan global. Pada Rabu (13/9) ini, Bio Farma juga gelar Forum Riset Life Science Nasional (FRLN). Forum yang dibentuk sejak 2011 sinergi dengan Kemenristek Dikti, Lembaga Riset, Universitas dan Kementerian Kesehatan bertujuan untuk melakukan pengembangan vaksin dan produk Life Science baru dalam negeri untuk kemandirian riset nasional.

Sebanyak dua belas konsorsium dan Working Group riset, yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B, Human Papillomavirus (HPV), Stemcell, Eritropoetin (EPO), Tuberculosis (TBC), Demam Berdarah (Dengue), Influenza, Malaria, Rotavirus, Stem Cell, Pneumococcus dan Delivery System. Diharapkan hasil riset dan pengembangan ini dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan untuk capai kemandirian.

Saat ini hanya sekitar 30 produsen vaksin yang sudah mendapatkan kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satunya Bio Farma. “Dengan total kapasitas produksi lebih dari 2 miliar dosis per tahun. Komposisi produksi tersebut adalah masing-masing 60 persen untuk kebutuhan dalam negeri dan 40 persen untuk kebutuhan ekspor," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement