Selasa 11 Sep 2018 13:59 WIB

BBM Satu Harga Dorong Geliat Ekonomi Papua

Keberadaan SPBU Kompak menjadi pemicu bagi masyarakat untuk beraktivitas.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Stok BBM. (ilustrasi)
Foto: Corbis RF
Stok BBM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kini warga Papua tak perlu khawatir dengan tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraannya, sejak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak Wamena di Kabupaten Jayawijaya telah diresmikan. Dengan adanya SPBU Kompak Wamena ini kemudian mendorong perekonomian daerah.

Kini, di Distrik Wamena, Jayapura, yang berjarak satu jam perjalanan udara dari Jayapura, harga BBM telah sama dengan wilayah Indonesia lainnya. Ini menjadi pendorong geliat ekonomi masyarakat sekitarnya.

Keberadaan SPBU Kompak pun menjadi pemicu bagi masyarakat untuk beraktivitas lebih dari waktu sebelumnya. Dulu, masyarakat harus bergantung pada pedagang BBM eceran yang mematok harga tinggi dan ketersediannya pun terbatas.

Di pedagang eceran, masyarakat harus merogoh kocek sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu per liter untuk Solar atau Premium. Tingginya harga BBM tidak serta merta menjadi jaminan masyarakat akan mendapatkan BBM sesuai kebutuhannya. Salah satunya, disebabkan akses distribusi BBM menuju Wamena yang terbatas. Distribusi BBM hanya bisa dilakukan menggunakan pesawat dari Jayapura.

"Sebelum ada penyamaan harga seperti sekarang, BBM di sini bisa di jual dengan harga Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu per liter untuk Solar atau Premium. Tapi, sekarang kami di sini bisa membeli BBM dengan harga yang sama seperti di wilayah lain" ujar Martinus, Selasa (11/9).

Selain akses yang terbatas, tingginya kebutuhan BBM di Wamena menjadi alasan lain kelangkaan di daerah tersebut. "BBM di sini tidak saja dipakai orang Wamena saja. Tetapi pendatang dari wilayah lain, mengisi BBM-nya juga di sini," imbuh Martinus.

Dengan adanya program BBM Satu Harga ini, Martinus merasakan penghematan yang cukup signifikan. Apabila sebelumnya dirinya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 200 ribu untuk mengisi penuh tangki sepeda motornya, kini dirinya hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 25.800. Setiap mengisi, dirinya bisa menghemat Rp 174.200. "Ini (Rp 200 ribu) biasanya saya pakai sekali mengisi, sekarang bisa untuk delapan kali," ungkap Martinus.

Wamena yang menjadi salah satu titik sentral di kawasan pegunungan tengah Papua, menjadikan letaknya strategis untuk masyarakat menjalankan kegiatan perekonomiannya. Masyarakat dari Lanny Jaya, Yahukimo, Tolikara dan sekitarnya biasanya menjadikan Wamena sebagai pusat kegiatan ekonominya seperti berdagang hasil kebun dan ternak. Banyaknya masyarakat sekitar yang hilir mudik ke Wamena, menjadikan kebutuhan BBM makin meningkat.

"Kami berharap, dari waktu sekarang kuota BBM bisa ditambah agar geliat masyarakat Wamena dan sekitarnya bisa terus tumbuh dan maju," ungkap Martinus menyampaikan harapannya.

Sementara itu Wempi Wetipo selaku Bupati Kabupaten Jayawijaya menyampaikan kebahagiaan warga distrik Wamena atas hadirnya BBM Satu Harga ini. "Warga kini dapat menikmati BBM dengan harga yang ada di wilayah lain. Hadirnya BBM Satu Harga di Wamena menjadi bentuk perhatian Pemerintah Pusat bagi masyarakatnya," ungkap Wempi dalam sambutan peresmian SPBU Kompak Wamena.

Dirinya berharap, adanya SPBU Kompak ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pegunungan tengah Papua terutama di distrik Wamena. Harapannya itu didukung dengan pembangunan jalan lintas Papua yang kini sedang dibangun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement