Kamis 06 Sep 2018 23:47 WIB

Analis: Pelaku Pasar Masih Cari Aman

Analis menyebut hampir semua bursa saham di Asia ditutup merah

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Senin (3/9).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Senin (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Research Analyst FXTM Lukman Otunuga mengatakan, sentimen negatif di pasar keuangan global masih membuat pelaku pasar menjauhi risiko. Kondisi itu memicu para investor menjauhi mata uang berkembang dan beralih ke dolar sebagai mata uang safe haven.

“Ketegangan perdagangan ekonomi global berkepanjangan. Suasana negatif begitu terasa di tengah prospek tarif AS terhadap 200 miliar dolar AS barang Cina, dan ketidakpastian seputar diskusi NAFTA menciptakan sentimen global,” kata Lukman dalam pernyataan resmi kepada Republika.co.id, Kamis (6/9) malam.

Lukman menilai, selain ketegangan dagang, munculnya risiko bahwa investor akan menyerang mata uang negara dengan defisit transaksi berjalan turut meningkatkan sentimen negatif global. Hal itu pun terlihat dari selera pasar yang kurang terhadap pasar saham di perdagangan hari ini. “Sebagian besar saham Asian ditutup merah, begitu pula dengan saham Eropa,” ujar dia.

Sejauh ini topik terpopuler di kalangan investor adalah aksi jual besar-besaran terhadap berbagai mata uang negara berkembang. Lukman mengatakan, Pekan perdagangan ini sungguh menyakitkan bagi sebagian besar mata uang negara berkembang.

Pasar mulai membandingkan tekanan yang dialami mata uang pasar berkembang saat ini dengan krisis keuangan Asia di tahun 1997. Ketegangan dagang dan penguatan dolar secara umum juga berperan aktif terhadap lemahnya dorongan positif di pasar berkembang. Disatu sisi, isu pelemahan Lira Turki pun tak dapat diabaikan.

“Rupiah kembali turun ke level terendah 20 tahun terhadap dolar hari ini, sementara Rupee India mencetak rekor level terendah baru. Rand Afrika Selatan juga melemah karena hari ini dikabarkan negara itu memasuki resesi,” ujarnya.

Mengutip Kurs Tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah rata-rata diperdagangkan sebesar Rp 14.891 per dolar AS. Level itu sedikit menguat dibanding perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp 14.927 per dolar. Sementara itu, di pasar spot, mengutip Reuters, nilai rupiah terhadap dolar sebesar Rp 14.865.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement