Kamis 06 Sep 2018 10:57 WIB

Rupiah Kamis Pagi Menguat 48 Poin

Pergerakan positif rupiah diperkirakan masih cenderung terbatas.

Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Foto: Rivan Awal Lingga/Antara
Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (6/9) pagi bergerak terapresiasi sebesar 48 poin menjadi Rp 14.880 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.928 per dolar AS. Analis mengatakan penguatan rupiah masih dibayangi sentimen negatif global.

Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis mengatakan mata uang dolar AS bergerak melemah terhadap beberapa mata uang dunia seperti euro dan poundsterling. Pelemahan itu menyusul pernyataan Presiden The Fed St Louis James Bullard bahwa The Fed harus menghentikan kenaikan tingkat suku bunga.

Baca juga, Kurs Rupiah yang tak Berenergi

"Risiko perang dagang dan data ekonomi yang belum cukup kuat menjadi salah satu alasan bagi pejabat The Fed itu untuk menghentikan kenaikan suku bunga," katanya.

Di tengah situasi itu, lanjut dia, mata uang rupiah diuntungkan. Namun, masih adanya risiko yang tinggi bagi mata uang negara-negara berkembang akibat krisis keuangan yang terjadi Argentina, Turki dan Afrika Selatan dapat menahan apresiasi rupiah.

Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, mengatakan pelaku pasar uang masih dibayangi sentimen negatif eksternal sehingga pergerakan positif rupiah diperkirakan masih cenderung terbatas. "Prospek jangka pendek, mata uang negara berkembang masih negatif karena sentimen perang dagang," katanya.

Ia mengharapkan prospek makro ekonomi Indonesia yang masih kuat dapat mendorong investor kembali masuk untuk mengakumulasi aset berdenominasi rupiah. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement