Kamis 06 Sep 2018 06:03 WIB

Rupiah Anjlok, Darmin: Upaya Pemerintah Perlu Waktu

Untuk langkah cepat, pemerintah bertumpu pada dua sektor.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjelaskan pemerintah sudah melakukan berbagai untuk bisa menjaga neraca perdagangan dan nilai tukar rupiah. Pemerintah juga mengeluarkan berbagai jurus untuk bisa membawa kembali dolar ke dalam negeri.

Mulai dari mempermudah akses invetasi, menekan impor dengan cara menggenjot penggunaan biodiesel, insentif fiskal, juga meningkatkan ekspor. Namun upaya tersebut memang membutuhkan waktu untuk melihat dampaknya.

"Melihat situasi itu, kemudian tekanan jalan terus, kami mencari harus yang ada sifatnya instan. Tapi seinstan-instannya tidak bisa juga menandingi pergerakan harian. tapi secepat-cepatnya bergerak, respons di pasar tidak kalah cepatnya. Artinya perlu waktu," ujar Darmin di DPR, Rabu (5/9).

Darmin menjelaskan, meski dampaknya belum terlalu signifikan, namun tak mungkin untuk tidak dilakukan. Setidaknya dengan cara ini, pemerintah masih bisa menjaga defisit neraca perdagangan. "Apa itu akan menyelesaikan defisit neraca perdagangan? Belum, tapi (defisit) akan berkurang banyak," ujar Darmin.

Baca juga, Rupiah Melemah, Menkeu: Kita Seleksi Impor.

Darmin mengatakan untuk langkah cepat, saat ini memang pemerintah bertumpu pada dua sektor. Yaitu peningkatan ekspor CPO dan menekan impor di sektor migas serta menggenjot ekspor batu bara.

Paling tidak, kata darmin untuk peningkatan ekspor CPO dan pemanfaatan CPO di dalam negeri melalui biodiesel maka bisa menghemat impor solar hingga 2,3 miliar dolar.

Adapun untuk menggenjot ekspor batu bara sendiri, kata Darmin, merupakan salah satu langkah untuk bisa menjaga neraca transaksi berjalan.

"Kalau dua itu bergabung dan jalan, mestinya neraca perdagangan bisa selesai akhir tahun. Kami neraca transaksi berjalan belum, tapi diharapkan mulai bisa turun dari yang tadinya kuartal II sampai minus 3 persen terhadap PDB. Mungkin akhir tahun bisa turun ke minus 2,6-2,7 persen," ujar Darmin.

Di satu sisi kata Darmin, pemerintah juga berupaya komunikasi kepada para pengusaha untuk bisa membawa pulang dolar hasil ekspor mereka kembali ke Indonesia.  "Itu penting, kami sedang coba meyakinkan dengan ngomong satu per satu, nanti kami lihat hasilnya," ujar Darmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement