Selasa 04 Sep 2018 17:51 WIB

JK Sentil Eksportir yang Simpan Dananya di Luar Negeri

JK menyebut perlu ada pengawasan ekspor dengan baik agar tidak merugikan negara

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Jusuf Kalla
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah tengah menyusun langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Salah satu langkah yang ditempuh yakni mengurangi defisit perdagangan melalui peningkatan ekspor, dan mengurangi impor yang tidak perlu.

“Inti pokoknya ialah bagaimana meningkatkan ekspor dan mengurangi impor sehingga defisitnya atau gapnya akan berkurang,” ujar JK di kantornya, Selasa (4/9).

JK menjelaskan, sejauh ini banyak barang dari Indonesia diekspor tapi dananya disimpan di negara lain seperti di Singapura dan Hong Kong. Oleh karena itu, perlu ada pengawasan ekspor dengan baik agar tidak merugikan negara.

“Jangan barangnya pergi tapi duitnya tidak masuk ke dalam negeri, sehingga memperkuat Singapura, Hong Kong, melemahkan Indonesia,” kata JK.

Adapun, dolar AS yang sudah dibawa masuk oleh pengusaha ke dalam negeri dapat menambah cadangan devisa dan memperkuat nilai rupiah. Namun, JK mengimbau sebaiknya dolar AS tersebut dibelanjakan dalam rupiah di dalam negeri.

“Jadi tidak mungkin lama-lama dalam bentuk dolar AS, karena belanjanya dalam rupiah,” ujar JK.

JK mengatakan, pihaknya telah menugaskan menteri keuangan, gubernur Bank Indonesia, menteri perdagangan, menteri perindustrian, dan menteri terkait lainnya untuk menyusun strategi mengurangi defisit perdagangan. Diketahui, Presiden Joko Widodo menggelar rapat internal yang membahas isu-isu ekonomi terkini.

JK mengatakan, dalam rapat tersebut belum dibicarakan adanya rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Di sisi lain terkait dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek infrasruktur, JK mengatakan daftar tersebut sedang disusun oleh menteri-menteri terkait.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement