Senin 03 Sep 2018 19:27 WIB

Rupiah Melemah, Jokowi Panggil Menteri Atur Strategi

Sentimen global diprediksi tekan nilai tukar rupiah.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil para menteri membahas strategi untuk mengatasi pelemahan rupiah di Istana Kepresidenan Jakarta, siang ini Senin (3/9). Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan pemerintah akan mewaspadai pergerakan global yang memberikan dampak kepada perekonomian Indonesia, salah satunya yakni sentimen Argentina yang dinilainya masih akan berlangsung.

"Kita melihat dari pergerakan global. Tentu akan kita waspadai karena dinamika yang berasal dari sentimen Argentina itu sangat tinggi dan kadang-kadang dikombinasikan dengan kondisi yang ada di negara emerging yang lain," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, usai rapat terbatas.

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mensinergikan otoritas moneter dengan OJK untuk mengantisipasi tekanan dari luar. Salah satunya yakni koordinasi dari sisi informasi terkait langkah untuk menjaga stabilitas perekonomian. Selain itu, pemerintah akan fokus mengurangi sentimen dari neraca pembayaran.

"Seperti diketahui bahwa selama ini yang disebut sebagai salah satu sumber sentimen dari perekonomian Indonesia adalah kondisi dari transaksi berjalan dan transaksi perdagangan, neraca perdagangan," ujarnya.

Ia menyampaikan, upaya yang dapat dilakukan saat ini dalam jangka pendek yakni pengendalian devisa. Karena itu, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian akan membatasi 900 komoditas impor.

Menkeu berharap, situasi perekonomian saat inipun dapat dimanfaatkan oleh industri dalam negeri untuk melakukan substitusi impor. "Dan ini terus kita koordinasikan. Kami nanti akan membuat keputusan sesudah bapak Presiden melakukan koordinasi rapat yang lebih luas," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat fondasi ekonomi dengan mendorong volume ekspor. Sementara itu, dari sisi jasa keuangan, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menilai kondisi perbankan saat ini masih aman. Menurut dia, situasi perekonomian saat ini hanya akan berlangsung sementara saja.

"Ini kondisinya perbankan aman. Ini Insya Allah temporary, sementara. Ini kan karena sentimen negatif," kata Wimboh.

Wimboh mengatakan, untuk mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS, Presiden Jokowi pun meminta agar dilakukan koordinasi dan informasi kepada publik yang lebih baik. Sehingga masyarakat tak khawatir terhadap kondisi perekonomian saat ini.

"Koordinasi yang lebih bagus, ngomong kepada publik, supaya masyarakat tidak khawatir. Kan semua punya plan yang bagus. Nanti kita akan bersama-sama dengan menteri keuangan dan gubernur BI untuk melakukan komunikasi publik," ujar Wimboh.

Selain Menteri Keuangan Sri Mulyani, rapat terbatas itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua OJK Wimbah Santoso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement