REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS berbalik menguat atau rebound terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (30/8) atau Jumat (31/8) pagi WIB. Penguatan dolar AS ini karena investor mencerna sejumlah data ekonomi terbaru.
Pendapatan pribadi AS meningkat 54,8 miliar dolar AS atau 0,3 persen pada Juli, sejalan dengan konsensus pasar, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (30/8). Pada Juli, disposable personal income AS atau penghasilan pribadi setelah dikurangi pajak langsung atau dikenal pula dengan penghasilan pribadi yang siap dibelanjakan, meningkat 52,5 miliar dolar AS atau 0,3 persen, dan belanja (pengeluaran) konsumsi pribadi meningkat 49,3 miliar dolar AS atau 0,4 persen.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (30/8) merilis bahwa dalam pekan yang berakhir 25 Agustus, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 213 ribu. Angka ini meningkat 3.000 dari tingkat tidak direvisi pekan sebelumnya sebesar 210 ribu.
Rata-rata pergerakan 4-minggu mencapai 212.250, menurun 1.500 dari rata-rata yang tidak direvisi minggu sebelumnya 213.750. "Ini adalah level terendah untuk rata-rata ini sejak 13 Desember 1969 ketika itu adalah 210.750," kata Departemen Tenaga Kerja AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,13 persen menjadi 94,7305 di akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1664 dolar AS dari 1,1698 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3012 dolar AS dari 1,3020 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia merosot ke 0,7256 dolar AS dari 0,7299 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,04 yen Jepang, lebih rendah dari 111,69 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9694 franc Swiss dari 0,9713 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2990 dolar Kanada dari 1,2917 dolar Kanada.