REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) (Persero) saat ini memerapkan sistem online (daring) dalam pengadaan barang dan jasa. Kepala Kesekretariatan Pelni Ridwan Mandaliko mengatakan pengadaan barang dan jasa merupakan bagian penting di Pelni.
Untuk itu, Ridwan menegaskan manajemen melakukan perubahan pelayanan secara drastis, “Sistem informasinya dibuat online dan tidak perlu tatap muka untuk sekedar meminta informasi pengadaan barang dan jasa," kata Ridwan, Kamis (30/8).
Pengadaan barang dan jasa secara online tersebut merupakan Sistem Informasi Pengadaan dan Rantai Pasok Pelni (Siparsel). Dia menjelaskan Siparsel merupakan bagian dari transformasi bisnis Pelni yang sudah memasuki tahap implementasi.
Dia menjelaskan sistem tersebut merupakan salah satu aplikasi yang untuk mengelola proses pengadaan dan inventori secara best practice. “Penerapan teknologi dan informasi di Pelni dilakukan terus menerus. Saat ini, implementasi aplikasi ini untuk menunjang di beberapa bidang bisnis perusahaan seperti, keuangan, pengadaan, dan inventori. Sebelum Siparsel, PELNI sudah mengimplementasikan aplikasi Oracle EBS finance," jelas Ridwan.
Ridwan memastikan Pelni juga memiliki aplikasi mobile untuk pemesanan tiket penumpang dan pemesanan angkutan barang. “Dengan dukungan teknologi dan infirmasi, Pelni meningkatkan pelayanan, proses pembelian tiket, pesan ruang muat di kapal dan pengiriman barang cukup dengan ponsel, ini sangat praktis. Masyarakat bisa download aplikasinya di Google Play,” ungkap Ridwan.
Dia menjelaskan siparsel memiliki beberapa keunggulan di antaranya informasi yang disampaikan menjadi lebih akurat. Sehingga, kata dia, penyedia barang dan jasa lebih mudah mendapatkan informasi dan data-data spesifikasi barang atau jasa yang dibutuhkan Pelni.
Dengan begitu, sistem tersebut memuat laporan yang tersandarisasi, kode barang lebih teratur dan seragam, kemudahan proses persetujuan, persediaan barang lebih terkendali, budget lebih terkontrol, dan proses pengadaan lebih terukur. Begitu juga dengan first expired first out untuk pemakaian barang, serta integrasi proses pengelolaan inventori di kapal dengan kantor pusat.
“Integrasi antara kapal dan kantor pusat dimungkinan karena di kapal-kapal Pelni sudah tersedia jaringan internet dan telekomunikasi," tutur Ridwan.