REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sejumlah pedagang di Pasar Legi Solo mengaku kesulitan menjual beras saset yang menjadi produk terbaru Perum Bulog. Konsumen lebih menyukai beras curah.
"Saya sebetulnya sempat jual, tapi tidak laku. Akhirnya saya masak sendiri," kata salah satu pedagang beras Ali Wiyono di Pasar Legi Solo, Kamis (30/8).
Ia mengatakan saat ini tidak lagi menjual beras kemasan kecil tersebut karena konsumen lebih menyukai beras curah. Ia mengatakan bukan hanya beras kemasan kecil yang tidak diminati konsumen tetapi juga yang kemasan 5 kg. "Saya sempat ditawari lagi oleh Bulog untuk menjual beras kemasan itu tetapi saya tidak mau," katanya.
Pedagang lain, Maryani mengaku saat ini masih memiliki produk tersebut. Meski demikian, sama dengan Ali, Maryani juga kesulitan menjual beras itu. "Konsumen saya kan kebanyakan ibu rumah tangga, jadi kalau sekali masak pakai satu kemasan kan kurang. Soalnya beratnya hanya 200 gram," katanya.
Terkait hal itu, Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Titov Agus Sabelia mengatakan beras saset tersebut efektif dikonsumsi oleh penghuni kos dan orang yang melakukan perjalanan panjang. "Lebih efektif, kalau memang di pasar tidak terlalu diminati kami bisa salurkan ke tempat lain seperti lingkungan kos," katanya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Analisa Harga dan Pasar Perum Bulog Subdivre III Surakarta Doni Koeswardono mengatakan sejauh ini sudah menyalurkan sebanyak 762 kg beras premium dalam kemasan saset. "Tujuan kami meluncurkan produk ini untuk stabilisasi harga, di mana masyarakat dimudahkan dalam mendapatkan beras dengan harga dan kemasan yang terjangkau," katanya.