REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Panorama Sentrawisata Tbk mengejar target pertumbuhan kinerja 20 persen sampai akhir tahun. Sepanjang semester pertama tahun 2018, emiten dengan kode saham PANR ini membukukan penjualan Rp 2,9 triliun dengan pendapatan bersih Rp 1,2 triliun. Dibanding periode sama tahun lalu, nominal tersebut naik 19 persen dari pencapaian Rp 2,4 triliun dan net revenue Rp 1 triliun.
Direktur Utama PANR Budi Tirtawisata mengatakan sudah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai target tersebut. Di antaranya, perseroan akan mengoptimalkan potensi panorama sebagai perusahaan pariwisata yang berfokus pada core business pariwisata. "Kami sambil menggarap pasar wisata khusus," tuturnya dalam konferensi pers di Kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/9).
Dari seluruh pendapatan PANR, lini usaha travel dan leisure menjadi kontributor terbesar, yakni sampai 90 persen. Sementara itu, sisanya disi dengan pilar Inbound, Media, Hospitality dan Transportasi. Sampai semester pertama tahun ini, laba bersih perusahaan menyentuh angka Rp 3,3 miliar.
Corporate Secretary PANR Karsono Probosetio optimistis target pertumbuhan 20 persen akan tercapai. Sebab, pemerintah semakin memberikan dukungannya terhadap sektor pariwisata melalui pembangunan infrastruktur, termasuk akses menuju destinasi wisata.
Di semester kedua, Karsono menambahkan, PANR akan meningkatkan kinerja dan pemanfaatan teknologi, baik back-end mapun front-end guna mengejar percepatan usaha. Belanja modal (capex) yang dianggarkan oleh PANR sendiri sekitar Rp 50 miliar. "Ini digunakan untuk pengembangan infrastruktur teknologi," ujarnya.
Upaya lain yang dilakukan adalah dengan membuka kantor cabang di Asia Tenggara. Pada awal tahun, PANR sudah membuka satu kantor cabang operasional di Malaysia. Dalam kurun waktu satu hingga dua tahun mendatang, perseroan melebarkan sayap ke Filipina, Thailand dan Vietnam.
Karsono menjelaskan, upaya penambahan kantor di Asia Tenggara ini merupakan strategi perseroan dalam menguatkan posisi sebagai operator tur yang melayani liburan ke negara-negara ASEAN. Di sisi lain, juga sebagai strategi memasarkan Indonesia sebagai destinasi wisata yang patut diperhitungkan.
Perseroan juga merambah ke bisnis chartered flight guna memberi akses kepada wisatawan dari negara-negara yang belum memiliki akses penerbangan langsung dengan Indonesia. Dua negara yang sudah dijajaki adalah Polandia dan Afrika.
"Kami menjajaki peluang lain dari Eropa Timur, Afrika, Australia, Amerika, dan New Zealand. Semuanya belum ada direct flight ke sini," ucap Karsono.