REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,08 persen pada perdagangan akhir pekan ini. Perdagangan rupiah ditutup di level Rp 14.649 per dolar AS.
Pada pembukaan pagi tadi, kurs rupiah dibuka melemah 14 poin atau 0,1 persen ke Rp 14.652 per dolar AS. Kemudian sekitar pukul 09.30 WIB, mata uang Garuda tersebut semakin terperosok di zona merah ke posisi Rp 14.661 per dolar AS.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) akhir pekan ini, kurs rupiah berada di posisi Rp 14.655 per dolar AS. Angka itu melemah dibandingkan posisi pada Kamis (23/8) kemarin di posisi Rp 14.620 per dolar AS.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee rupiah memang masih cenderung melemah dikarenakan masih adanya kekhawatiran terhadap Turki. "Dampaknya berkepanjangan karena tahun ini pelemahan mata uang Turki dalam sehari bisa mencapai 17 persen," ujarnya kepada Republika, Jumat (24/8).
Selain itu, kata dia, masih ada kekhawatiran pasar terhadap perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Indikasi Bank Sentral AS yang akan menaikkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR), sambung dia, juga membuat rupiah masih bertengger di level Rp 14.600 per dolar AS.
Lebih lanjut Hans mengatakan penyesuaian suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) diharapkan bisa menjaga rupiah tetap di bawah level Rp 15 ribu per dolar AS. "Sampai akhir tahun kalau rupiah terus melemah, bisa mencapai Rp 14.700 per dolar AS. Sebaliknya kalau menguat, rupiah bisa berada di Rp 14.400 per dolar AS," kata dia.