REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Tiga infrastruktur kelistrikan di Jayapura, Papua, diresmikan pada Jumat (24/8). Tiga infrastruktur tersebut merupakan sistem 150 Kilo Volt (KV) pertama di Papua yang terdiri dari Gardu Induk (GI) 150 KV Jayapura, GI 150 KV Holtekamp dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV Holtekamp-Jayapura milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero).
Pengoperasian tiga infrastruktur itu diharapkan mampu memperkuat sistem kelistrikan Papua. Dampak jangka panjangnya agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, ketiga infrastruktur ini akan menyalurkan listrik yang dihasilkan pembangkit sehingga semakin banyak warga dapat menikmati listrik. "Pada akhirnya bisa mendorong kesejahteraan masyarakat," tuturnya dalam acara peresmian infrastruktur, Jumat (24/8).
Rini berharap, keberadaan gardu induk dan SUTT 150 KV ini bisa meningkatkan rasio elektrifikasi Papua dan nasional. Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Papua dan Papua Barat tercatat di level 53,2 persen dan merupakan provinsi dengan rasio elektrifikasi terendah di Indonesia.
Tak hanya untuk mengalirkan listrik ke warga, Rini berharap semakin handalnya listrik di Jayapura bisa menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru. "Di samping itu, juga memudahkan investor yang ingin berinvestasi di Papua," ucapnya.
Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua PLN, Ahmad Rofik, menjelaskan pengoperasian dua gardu induk dan SUTT 150 KV ini dapat mengoptimalkan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Jayapura.
Sebelumnya, PLTMG Jayapura hanya dapat memproduksi listrik sebesar 30 Megawatt (MW) karena jaringan transmisi dan distribusi yang menyalurkan listrik ke warga masih belum siap. Dengan peningkatan kapasitas infrastruktur penyaluran ini, listrik dari PLTMG Jayapura dapat disalurkan secara penuh yaitu sebesar 50 MW. Ketiga infastruktur yang baru beroperasi ini juga dapat menyalurkan listrik dari PLTMG Jayapura Peaker 40 MW yang kini sedang dalam proses pembangunan.
Menurut Ahmad, tambahan suplai ini dapat disalurkan untuk penambahan daya pasang baru atau pasang sementara bagi rumah tangga dan industri. "Jumlah rumah tangga yang dilistriki tercatat 600 ribu pelanggan yang mencakup sistem Jayapura, Sentani dan Genyem," ucapnya.
Dengan beroperasinya PLTMG, Ahmad memperkirakan PLN bisa menghemat biaya produksi listrik hingga Rp 8,7 miliar per bulan. Potensi penghematan ini dihitung berdasarkan penurunan specific fuel consumption dan penghentian mesin sewa dari sistem kelistrikan Jayapura.
PLN mencatat, pembangunan ketiga infrastruktur yang dibangun dalam kurun waktu dua tahun ini memakan biaya investasi sebesar Rp 341 miliar dengan sumber dana berasal dari anggaran PLN. Pembangunan ketiga infastruktur juga telah melibatkan 400 pekerja, di mana lebih dari 100 orang pekerja merupakan pekerja lokal.
Sebelumnya, Pemerintah juga telah meresmikan GI Jayapura dan SUTT 70 KV Holtekamp-Jayapura. GI Jayapura mendapat tambahan trafo 150 KV, sedangkan SUTT 70 KV Holtekamp-Jayapura mendapat tambahan insulator dan konduktor tegangan 150 KV.