REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perum Bulog akan memaksimalkan serapan beras pada musim panen gadu atau saat kemarau. Hal ini dilakukan, untuk menambah ketersediaan stok beras di Jabar.
Menurut Kepala Perum Bulog Divre Jabar Achmad Ma'mun, hingga akhir 2018 ini Bulog menargetkan bisa menyerap 450.000 ton beras. Saat ini, serapan beras Bulog Jabar baru sekitar 57 persen dari target sekitar 450 ribu ton. Achmad optimistis target tersebut akan tercapai untuk mengejar musim panen gadu.
"Masih ada waktu hingga akhir tahun untuk mengejar target, tapi saya kumpulkan semua sub divre dari semua daerah untuk koordinasi agar serapan bisa maksimal," ujar Achmad kepada wartawan di RPK Center Margacinta, Kota Bandung, Kamis (23/8).
Upaya memaksimalkan serapan beras ini dilakukan agar pada masa paceklik, cadangan beras di Jawa Barat mencukupi. Apalagi, hingga menunggu panen raya Maret 2019, biasanya harga beras cenderung naik. Pada periode itu, sering terjadi gejolak harga untuk beras premium dan medium.
Baca juga, Impor Beras Jelang Panen, Petani: Kami Menolak
Selain memaksimalkan serapan, kata dia, Bulog Jabar juga akan memaksimalkan jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai agen penjual eceran produk sembako Bulog. Saat ini, jumlah RPK di Jabar lebih dari 3.000 unit. Namun dari jumlah tersbeut diperkirakan tidak semuanya aktif.
Achmad menilai, RPK saat ini menjadi garda terdepan Bulog dalam menstabilkan harga sembako. Harga sembako seperti beras, gula, minyak goreng, daging, bawang merah, bawang putih dipatok di bawah harga eceran tertinggi (HET). Harga di tingkat RPK akan selalu sama kendati dipasaran harga sembako melambung.
Selain mengefektifkan keberadaan RPK, menurut Achmad, Bulog Jabar pun saat ini sudah mulai menjual beras saset. Bahkan, beras ini cukup laku yang terjual sudah mencapai 10 ton.
Saat ini, kata dia, Bulog sedang terus memproduksi lagi beras saset tersebut. Bahkan, diseluruh sub sudah ada.
Rencananya, Bulog akan memproduksi sebanyak mungkin beras kemasan tersebut. "Beras saset ini alat supaya bisa menyebarkan kebutuhan pokok lebih cepat kemasyarakat," katanya.