Selasa 14 Aug 2018 13:53 WIB

Penggunaan Mobil Listrik di Indonesia Bisa Capai 30 Persen

Investor Cina dan Perancis berminat berinvestasi di industri pendukung mobil listrik

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi mobil listrik
Foto: Republika/Darmawan
Ilustrasi mobil listrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi penggunaan mobil listrik pada 2030 mendatang bisa mencapai 30 persen. Ia mengatakan, hal ini bisa terwujud seiring program pemerintah yang ingin mengembangkan industri komponen mobil listrik dalam negeri.

Luhut menjelaskan pengembangan mobil listrik sangat penting untuk Indonesia. Apalagi Indonesia berniat untuk mengurangi konsumsi bensin dan pencemaran udara.

Sehingga, lanjut Luhut, biodiesel dan mobil listrik adalah salah satu upaya yang dikejar pemerintah. "Arah pertumbuhan ekonomi Indonesia itu sudah benar, sudah cukup bagus. Pengembangan mobil listrik 30 persen pada 2030 harus berjalan," ujar Luhut di Hotel Grand Hyatt, Selasa (14/8).

Luhut menjelaskan terkait rencana pengembangan industri mobil listrik sendiri sudah banyak investor yang berminat. Luhut mencontohkan salah satunya adalah investor Cina dan Perancis.

Ia mengatakan kedua negara tersebut mengatakan minat untuk membangun pabrik lithium yang merupakan pendukung industri mobil listrik di Halmahera. Pabrik ini merupakan joint venture antara Tsingshan (Cina) dan Eramet (Prancis) dengan total investasi 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 144 triliun.

"Itu sampai 10 miliar dolar AS, groundbreaking tanggal 30 Agustus nanti. Saya diminta ke sana," ujar Luhut.

Industri seperti ini, kata Luhut, sebenarnya bisa juga dikembangkan ke daerah seperti Karawang dan Purwakarta. Dengan masuk ke daerah ini, maka akan banyak penggunaan mobil listrik ke depan.

Apalagi kata Luhut, jika dikembangkan di Purwakarta, sudah ada fasilitas yang cukup memadai seperti Pelabuhan Patimban. "Kita akan ada perjanjian perdagangan dengan negara Afrika, jadi mobil listrik bisa kita ekspor ke sana juga. Dengan beroperasinya Patimban, jadi tidak usah lewat Pelabuhan Tanjung Priok," ujar Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement