REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan salah satu upaya untuk bisa mempertahankan produksi minyak dan gas bangsa adalah dengan melakukan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi ini menjadi penting agar stok minyak dan gas bangsa bisa tetap terjaga.
Arcandra mengatakan, banyak pihak menyebut Indonesia merupakan negara dengan kekayaan energi fosil yang banyak. Padahal, menurut data yang ada, dari jumlah reservoir (cadangan terbukti), Indonesia hanya memiliki 0,2 persen dari agregat dunia.
"Apakah ini membuktikan bahwa kita bangsa yang memiliki cadangan terbesar? Silahkan diartikan sendiri," ujar Arcandra, Kamis (9/8).
Dengan porsi hanya 0,2 persen dari total agregat cadangan dunia, Indonesia tidak bisa berpangku tangan. Ia mengatakan, cara paling strategis adalah menggalakkan eksplorasi. Indonesia perlu menemukan cekungan baru untuk bisa dicari, apakah cekungan tersebut memilki cadangan minyak dan gas.
Baca jug, Arcandra: Energi Fosil Masih Ada Tapi tak Bisa Diambil
Arcandra mengatakan, dalam skema keberlanjutan kontrak lapangan minyak dan gas yang baru saat ini, emua investor minyak dan gas wajib melakukan eksplorasi cadangan baru. Komitmen tersebut ditandai dengan investasi yang dibayarkan di awal saat memulai kontrak baru.
"Sudah 1,68 miliar dolar AS yang kita dapatkan untuk kegiatan eksplorasi," ujar Arcandra.
Selain memproduksi minyak dan gas yang sudah ada saat ini di blok terminasi atau blok aktif, investor juga wajib melakukan eksplorasi di wilayah sekitar blok tersebut. Hal ini menjadi penting, agar bisa menjaga produksi.
"Jadi kalau ada perusahaan yang melanjutkan atau mendapatkan kontrak baru pengelolaan dari blok terminasi, kita mewajibkan untuk mengajukan berapa komitmen kerja pasti yang bisa digunakan untuk menekan produksi dan juga melakukan eksplorasi di luar blok yang mereka kehendaki," ujar Arcandra.