REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bank bjb syariah dengan PT. Asuransi Askrida Syariah menandatangani kerjasama Asuransi Pembiayaan Modal Kerja Jasa Pemborongan dan Pengadaan Barang/Jasa. Penandatangan kerjasama ini ditandatangani oleh Direktur Utama bank bjb syariah Indra Falatehan dan Direktur Utama Asuransi Askrida Abdul Mulki di Kantor Cabang bjb Syariah, Jakarta Soepomo, (Senin (6/8). Penandatanganan disaksikan oleh Direktur bank bjb syariah Dadang Iskandar dan Direktur Operasional dan Bisnis Asuransi Askrida Syariah Yuyun Istakori.
Direktur Utama bank bjb syariah Indra Falatehan mengungkapkan dengan terjalinnya kerjasama antara bank bjb syariah dengan ASKRIDA, bank bjb syariah senantiasa dapat mengcover risiko pembiayaan bermasalah melalui penjaminan dari pihak asuransi yang berbasis syariah. Khususnya untuk pembiayaan jasa pemborongan dan pengadaan barang/jasa. Sehingga pertumbuhan bisnis dapat tercapai dengan kualitas yang baik. ''Target pertumbuhan pembiayaan sampai dengan akhir tahun sebesar dua Triliun rupiah, diperlukan kerjasama dengan asuransi seperti Askrida syariah. Karena bisnis perlu ditopang dengan infrastruktur pendukung penjaminan dari pihak asuransi,'' papar Indra.
Dengan kerjasama diharapkan dapat saling memberikan sinergi yang positif, tidak hanya untuk dunia perbankan dan asuransi, tetapi juga bagi perekonomian nasional secara keseluruhan. Pertumbuhan yang saling menguntungkan yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah di segala sektor.
Direktur Utama PT. Askrida Syariah Abdul Mulki mengatakan, dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat men-support pertumbuhan bisnis perbankan bank bjb syariah. Yang pada akhirnya dapat memberikan hasil positif bagi kinerja kedua belah pihak.
Dari sisi laba, bank bjb syariah berhasil membukukan laba pada Triwulan I 2018 sebesar Rp 9,32 miliar, atau naik sebesar 36,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp1,84 miliar (year on year/yoy). Indra Falatehan mengatakan kenaikan laba tersebut selain dari pendapatan dari hasil pembiayaan juga disebabkan karena ada efisiensi. “Kinerja kami cukup membanggakan pada awal tahun 2018 ini meskipun kondisi ekonomi belum stabil,” ujarnya.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan pada triwulan I 2018 mencapai Rp5,03 triliun. Kontribusi pendapatan penyaluran dana pada triwulan I/2018 antara lain dari piutang Rp130,90 miliar dan bagi hasil Rp23,71 miliar. Selanjutnya, bagi hasil untuk pemilik dana investasi triwulan I 2018 sebesar Rp184,27 miliar. Pendapatan operasional lainnya pada triwulan I 2018 mencapai Rp5,4 miliar. Dari sisi aset, pada triwulan I 2018, nilai aset bank bjb syariah tercatat mencapai Rp7,12 triliun.
Indra mengatakan pada tahun ini bank bjb syariah tetap optimistis bisa meningkatkan kinerjanya, dengan meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan beberapa pihak, selain itu juga dukungan dari induk usaha yaitu bank bjb, juga merupakan salah satu strategi untuk menggenjot pendapatan dan perolehan laba. Menurutnya pada tahun 2017 merupakan momentum yang baik bagi industri perbankan syariah. Sebab perbaikan yang dilakukan perbankan syariah mulai menunjukan hasil dengan diresmikannya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) bulan Juli 2017 oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Hal itu merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
“Saat ini kita menghadapi era baru ekonomi yang penuh tantangan, sehingga perbankan syariah perlu menyesuaikan diri dan mengembangkan inovasi-inovasi demi menjaga keberlanjutan pertumbuhan yang positif dan sehat,” ujar Indra.
Pada kondisi tersebut, bank bjb syariah senantiasa berupaya untuk terus melakukan perbaikan kinerja. Dengan demikian pada tahun 2018 bank bjbs yariah berkomitmen tidak hanya memberdayakan ekonomi umat tetapi juga secara agresif melakukan kampanye produk dan layanan perbankansyariah serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. bank bjb syariah saat ini turut mendukung program Pemerintah dalam Subsidi Perumahan melalui Produk Pembiayaan Pemilikan Rumah skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (PPR-FLPP).
“Dengan adanya produk tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memiliki rumah. Selain itu, pada pertengahan bulan Maret lalu Presiden Jokowi memberikan arahan kepada perbankan di Indonesia untuk meningkatkan penyaluran pembiayaandan harus berani mengambil risiko,” jelas Indra. Bank bjb syariah dalam mengembangkan bisnisnya, hingga saat ini telah memiliki delapan kantor cabang, 58 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dua Gerai, satu Kantor Kas, empat payment point dan mobil kas. Selain itu didukung juga dengan kemudahan transaksi di 80 ATM bank bjb syariah dan 77.040 jaringan ATM Bersama dan 120.000 jaringan ATM Prima serta 450.000 Debit Prima.