Ahad 05 Aug 2018 19:39 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Lebih Tinggi

Inflasi yang terkendali juga membuat konsumsi masyarakat membaik.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Friska Yolanda
Calon pembeli memilih produk fashion di salah satu pusat perbelanjaan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Calon pembeli memilih produk fashion di salah satu pusat perbelanjaan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2018 akan lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama 2018. Kelompok konsumsi rumah tangga dan penanaman modal tetap bruto (PMTB) akan menjadi motor utama pertumbuhan. 

"Proyeksi di kisaran 5,17 hingga 5,2 persen," kata Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Adrianto ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (5/8). Dengan proyeksi tersebut, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2018 yang hanya sebesar 5,06 persen. 

Adrianto mengatakan, konsumsi masyarakat telah mengalami perbaikan. Hal itu, katanya, sejalan dengan data ritel yang positif selama lebaran. 

Baca juga, Konsumsi Rumah Tangga Masih Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) yang dipublikasikan pada Juli lalu memperlihatkan penjualan eceran Mei 2018 meningkat secara tahunan (yoy). Pada Mei 2018, penjualan eceran tercatat tumbuh 8,3 persen (yoy), meningkat signifikan dari 4,1 persen (yoy) pada April 2018.

Peningkatan tersebut didorong tingginya konsumsi masyarakat untuk kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan kelompok makanan, minuman serta tembakau. Peningkatan kinerja penjualan antara lain bersumber dari komoditas Sandang yang tumbuh sebesar 16,5 persen (yoy), meningkat dibandingkan 10,0 persen (yoy) pada April 2018. Peningkatan penjualan juga terjadi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang tumbuh sebesar 11,3 persen (yoy), meningkat dari 7,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Penjualan eceran diperkirakan kembali tumbuh pada Juni 2018. Penjualan eceran Juni 2018 diperkirakan meningkat sebesar 6,8 persen (yoy) seiring masih tingginya permintaan yang didorong oleh faktor musiman Ramadhan dan Idul Fitri.

Selain itu, menurut Adrianto, inflasi yang terkendali juga membuat konsumsi masyarakat membaik. Berdasarkan data BPS, inflasi tahun ke tahun pada Juli 2018 adalah 3,18 persen atau masih di bawah target APBN 2018 yang sebesar 3,5 persen. 

"Data ritel positif selama lebaran dan harga terkendali selama lebaran menjadi faktor utama perbaikan konsumsi masyarakat," kata Adrianto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement