REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Penggunaan dana desa yang dikucurkan pemerintah sejak tiga tahun terakhir di Kabupaten Lebak, Banten, mendongrak kesejahteraan masyarakat. Kepala Desa Kadu Rahayu, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Asma Sutisna mengatakan selama ini, pembangunan infrastruktur di wilayahnya begitu pesat melalui anggaran dana desa.
"Kami yakin melalui dana desa angka kemiskinan berkurang," kata dia, Kamis (2/8).
Dia mengatakan sebagian besar kondisi jalan antarlingkungan mulus sehingga arus kendaraan lalu lintas berjalan lancar. Begitu juga kegiatan ekonomi masyarakat tumbuh serta partisipasi melanjutkan pendidikan 12 tahun meningkat.
Manfaat dana desa juga membuka desa-desa terisolir, di antaranya Desa Kadurahayu. "Kami mengapresiasi dana desa secara langsung mendongkrak kesejahteraan masyarakat," katanya.
Menurut dia, pihaknya tahun 2018 menerima dana desa sekitar Rp 900 juta untuk alokasi pembangunan infrastuktur jalan lingkungan, drainase, perbaikan gedung pendidikan dan penahan longsor. Pembangunan infrastuktur melibatkan warga setempat dengan padat karya dan mereka mendapat upah minimum kabupaten (UMK).
Namun, kata dia, penyerapan anggaran baru terserap 40 persen dan ditargetkan hingga Desember mendatang mencapai 100 persen. "Kami menilai pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan meningkat dengan adanya pembangunan infrastruktur itu," katanya.
Kepala Desa Cirompang Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Samirun mengatakan, bahwa desanya kini sejahtera dan lepas dari desa tertinggal setelah dilakukan pembangunan infrastuktur yang dibiayai dana desa. Pihaknya saat ini sedang merealisasikan pembangunan jalan lingkungan sepanjang 350 meter juga pembangunan penahan longsor sepanjang 200 meter.
"Kami terbantu adanya dana desa itu sehingga bisa terbebas desa tertinggal melalui dana desa itu," katanya.