Rabu 01 Aug 2018 19:42 WIB

Plt Dirut: Kondisi Keuangan Pertamina Sangat Kuat

Pertamina akan kelola Blok Rokan hingga 2041.

Petugas beraktivitas di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Maumere, Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Senin (30/7). PT Pertamina (Persero) melakukan pengembangan TBBM Maumere yang merupakan salah satu dari 29 proyek strategis dengan total investasi mencapai Rp 20 Triliun
Foto: Putra M Akbar/Antra
Petugas beraktivitas di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Maumere, Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Senin (30/7). PT Pertamina (Persero) melakukan pengembangan TBBM Maumere yang merupakan salah satu dari 29 proyek strategis dengan total investasi mencapai Rp 20 Triliun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan kondisi keuangan perseroan masih sangat kuat. Hal itu terbukti dengan  dipercayakannya Pertamina untuk mengambil alih pengelolaan Blok Rokan dari Chevron.

"Dengan kita komitmen memberikan pembayaran signature bonus sebesar 784 juta dolar AS di Blok Rokan, sudah jelas bahwa keuangan Pertamina masih sangat kuat," kata Nicke dalam diskusi 'Ketersediaan Migas' di Wisma Antara Jakarta, Rabu (1/8).

Nicke mengatakan, Pertamina akan mengelola Blok Rokan setelah 2021 serta selama 20 tahun ke depan usai kontrak tersebut berakhir tiga tahun mendatang.

Kementerian ESDM telah memutuskan untuk memercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina pada Selasa (1/8). Keputusan ini murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut.

Pertamina pun memberikan Signature Bonus sebesar 784 juta dolar AS atau sekitar Rp 11,3 triliun dan nilai komitmen pasti sebesar 500 juta dolar AS atau Rp 7,2 triliun dalam menjalankan aktivitas eksploitasi migas. Besarnya angka tersebut juga membuktikan bahwa finansial Pertamina masih dalam kondisi baik.

Baca juga, Pertamina Resmi Kelola Blok Rokan Hingga 2041.

Selain itu, Nicke juga menekankan adanya tambahan keuntungan sekitar Rp 90 triliun dalam tiga tahun terakhir yang sebagian besar masuk menjadi return earning sehingga menambah kapasitas investasi Pertamina. Selain itu, Pertamina juga masih memiliki piutang subsidi BBM dari Kementerian Keuangan mencapai Rp 20 triliun.

"Piutang ada dari subsidi, yang pembayarannya sebagian besar sudah dilakukan. Ada settlement sebesar Rp20 triliun yang akan segera dibayarkan ke Pertamina. Jadi kami sehat-sehat saja, baik-baik saja, dan akan banyak melakukan investasi," kata Nicke

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan, PT Pertamina (Persero) tidak dalam kondisi bangkrut. Kendati begitu, ia mengakui jika keuangan Pertamina memang lagi seret. "Kalau Anda bilang Pertamina keuangannya seret itu betul, saya gak bilang bangkrut loh ya. Tapi masih bisa jalan gak? Bisa," kata Jonan dalam informasi laman Kementerian ESDM di Jakarta, Rabu (1/8).

Alasan tersebut dibeberkan Jonan berdasarkan pengambilalihan Blok Rokan dari Chevron kepada PT Pertamina. Menurutnya, untuk mengajukan proposal di Blok Rokan haruslah memiliki modal yang besar. Saat Pertamina mengajukan pengambilalihan maka itu bisa diasumsikan bahwa Pertamina masih memiliki uang besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement