REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengungkapkan, pada tahun 2019 mendatang pemerintah akan berusaha meningkatkan dana desa menjadi Rp 85 triliun. Rencana kenaikan anggaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.
Eko menyampaikan bahwa kucuran dana desa pada 2015 sebesar Rp 20,7 triliun, lalu ditingkatkan menjadi Rp 40, 9 triliun pada 2016. Kemudian pada 2017, dana desa kembali ditingkatkan menjadi Rp 60 triliun dan pada 2018 sebesar Rp 60 triliun.
"Insya Allah tahun depan dana desa akan dinaikan menjadi Rp 73 triliun. Tapi, ternyata presiden masih berusaha untuk menaikkan lagi dana desa itu menjadi Rp 85 triliun. Jadi kita doakan mudah-mudahan keuangan negaranya cukup agar tahun depan dana desanya bisa Rp 85 triliun," ungkap Eko melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Rabu (1/8).
Dia berpesan agar dana desa yang jumlahnya sangat besar tersebut selalu dikawal dan dijaga agar bisa bermanfaat untuk pembangunan desa dan kesejahteraan masyarakat desa. Karena terbukti, kata Eko, dampak dari dana desa sangat besar dalam percepatan pembangunan desa dan meningkatkan ekonomi di desa.
Adapun dampak dari dana desa tersebut yakni sebagai penunjang aktivasi ekonomi masyarakat dengan membangun sekitar 123.858 kilometer jalan desa, 781.258 meter jembatan, 6.576 unit pasar desa, tambatan perahu sebanyak 2.960 unit, 28.830 unit irigasi, 3.111 unit sarana olahraga dan pembangunan embung sebanyak 1.971 unit.
Bukan itu saja, dia menyebutkan bahwa dana desa juga berdampak dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membangun 67.094 penahan tanah, 38.331 sarana air bersih, 112.003 MCK, 5.402 polindes, 38.217.065 meter drainase, 18.177 paud, 11.574 posyandu dan pembangunan sumur sebanyak 31.122 unit.
"Alhamdulillah 3 tahun ini pemanfaatan dana desa sudah melihatkan hasilnya. Kita juga melihat telah terjadi penurunan kemiskinan yang cukup signifikan. Terutama didesa yang angka kemiskinan dan stuntingnya menurun cukup besar," jelas Eko.
Pada tahun ini tingkat kemiskinannya menyentuh single digit yakni 9,8 persen. Sehingga Eko yakin, jika capaian ini bisa dipertahankan maka dalam 5 tahun kedepan jumlah orang miskin didesa akan jauh lebih kecil daripada di kota.