Rabu 01 Aug 2018 05:15 WIB

694 Hektare Tanaman Padi di Indramayu Gagal Panen

6.350 hektare sawah di Indramayu berpotensi puso jika dalam seminggu tidak terairi

Sejumlah petani menanam padi di lahan sawah Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah petani menanam padi di lahan sawah Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bencana kekeringan makin meluas di wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu mencatat saat ini terdapat 694 hektare tanaman padi yang gagal panen atau puso, dikarenakan kekeringan.

"Ada empat kecamatan di Kabupaten Indramayu yang terjadi puso ini akibat tidak ada debit air yang mengaliri sawah," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid di Indramayu, Selasa (31/7).

Tanaman padi yang gagal panen itu terdapat di empat kecamatan yaitu Gabus Wetan yang tercatat ada 214 hektare terkena puso, kemudian di Cikedung terdapat 11 hektare. Selanjutnya, puso juga terjadi di Kecamatan Losarang yang mencapai 369 hektare dan Kecamatan Kandanghaur seluas 100 hektare.

Sementara itu, Ketua penanggung jawab upaya khusus swasembada padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale) Provinsi Jawa Barat, Banun Harpini mengatakan sekitar 6.350 hektare sawah di Indramayu berpotensi puso jika dalam waktu 7 hari kedepan tidak terairi.

"Kita mengecek langsung kondisi lapangan, mengevaluasi penanganan masalah air di tiga kecamatan dan menyiapkan langkah antisipasi untuk memperkecil dampak cuaca ekstrim yang diperkirakan bakal datang sampai 2,5 bulan mendatang," kata Banun dalam kesempatan sama.

Banun juga segera mengidentifikasi kelompok tani yang tanaman padinya terkena puso dan segera mengusulkan untuk pengajuan klaim asuransi pertanian ke Jasindo atau bank yang terkait. "Belajar dari pengalaman ini, kami mengajak para petani yang belum mengikuti program asuransi pertanian yang  telah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian, untuk dapat segera bergabung di musim tanam depan," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement