Selasa 31 Jul 2018 07:42 WIB

Dolar AS Melemah Jelang Pertemuan Bank Sentral

Investor menunggu pengumuman kenaikan suku bunga sejumlah bank sentral.

Karyawan menghitung tumpukan uang dolar Amerika Serikat di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Senin (23/7).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menghitung tumpukan uang dolar Amerika Serikat di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada akhir perdagangan Senin (30/7) waktu Amerika Serikat atau Selasa (31/7) pagi WIB. Hal ini menyusul sikap hati-hati investor menjelang pertemuan kebijakan moneter beberapa bank sentral utama pekan ini.

Bank sentral AS Federal Reserve AS akan mengakhiri pertemuan kebijakan moneternya pada Rabu (1/8) waktu setempat. Secara luas bank sentral AS diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga acuannya saat ini.

Para investor juga menunggu pengumuman dari bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), tentang keputusan kenaikan suku bunga terbaru pada Kamis (2/7) waktu setempat. Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), juga akan menggelar pertemuan kebijakan moneternya pekan ini.

Baca juga, Sore Ini, Rupiah Menguat Tipis

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,38 persen menjadi 94,320 pada akhir perdagangan Senin (30/7). Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1709 dolar AS dari 1,1656 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,3135 dolar AS dari 1,3111 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7408 dolar AS dari 0,7401 dolar AS.

Dolar AS dibeli 111,00 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,98 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9880 franc Swiss dari 0,9939 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3024 dolar Kanada dari 1,3065 dolar Kanada.

Sementara, rupiah pada Senin sore menguat tipis sebesar delapan poin menjadi Rp 14.395 dibandingkan sebelumnya Rp 14.403 per dolar AS. Penguatan tersebut seiring entimen positif kemungkinan dicabutnya Domestic Market Obligation (DMO) bagi produsen batu bara.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement