Senin 30 Jul 2018 05:39 WIB

Generasi Millenial Perlu Kuasai Teknologi Energi Terbarukan

Di masa depan, energi dari minyak bumi akan habis.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah pekerja beraktivitas di area instalasi sumur Geothermal atau panas bumi milik PT Geo Dipa Energi kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (10/10). Indonesia memeiliki sekitar 40 persen cadangan energi geothermal dunia sehingga memiliki potensi tinggi untuk sumber energi terbarukan namun baru sekitar lima persen yang digunakan.
Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Sejumlah pekerja beraktivitas di area instalasi sumur Geothermal atau panas bumi milik PT Geo Dipa Energi kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (10/10). Indonesia memeiliki sekitar 40 persen cadangan energi geothermal dunia sehingga memiliki potensi tinggi untuk sumber energi terbarukan namun baru sekitar lima persen yang digunakan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggelar kegiatan Leadership Camp 2018 di kota Semarang, Jawa Tengah. Salah satu mata acara pada kegiatan tersebut adalah seminar nasional bertajuk 'Peran Pemuda Millenial sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan melalui Upaya Kemandirian di Bidang Energi, Kewirausahaan, dan Wawasan Kebangsaan'.

Dalam seminar tersebut, Direktur Utama PT Permata Graha Nusantara, yang merupakan anak perusahaan PGN yang bergerak di bidang jasa dan services, Baskara Agung Wibawa, didapuk menjadi pembicara. Selain itu ada juga Wakil Rektor UNDIP Bidang Komunikasi dan Bisnis, Budi Setiyono, dan Ketua Dewan Pengawas KSE Satriadi Indarmawan.

Dihadapan 224 anak muda yang menjadi peserta seminar, Baskara mengatakan, salah satu tugas utama generasi Millenial Indonesia adalah menciptakan kemandirian di bidang energi dalam jangka panjang. "Tugas ini jauh lebih kompleks dibandingkan yang dilakukan oleh para pendahulu," kata Baskara, dalam siaran persnya, Ahad (29/7).

Pasalnya, kata Baskara, para pemuda dituntut untuk bisa menguasai teknologi guna memproduksi energi baru dan terbarukan yang terkandung di dalam negeri. Energi yang tidak akan habis karena diproduksi secara alamiah seperti panas bumi, energi angin, maupun energi air itu nantinya akan menggantikan peran energi berbasis minyak bumi yang selama ini banyak diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Baskara mengingatkan, dalam 10-12 tahun ke depan, minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis. Sehingga Indonesia akan sangat bergantung pada BBM impor. Agar Indonesia bisa daulat energi, tugas generasi zaman now adalah mempelajari teknologi pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

"Karena suatu saat pasti mereka yang menguasai ilmu tersebut banyak dibutuhkan," kata Baskara.

Baskara mengaku, PGN selalu berupaya mewujudkan visi kemandirian energi pemerintah dengan memperluas pemanfaatan gas bumi, sebagai energi baik yang ramah lingkungan ke masyarakat. Bahkan kepada calon pelanggan rumah tangga maupun industri, pihaknya selalu mengampanyekan bahwa gas bumi ini memiliki emisi gas buang dan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan energi fosil atau BBM.

"Sehingga semakin banyak yang tertarik untuk memanfaatkan gas bumi," kata dia.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement