REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian pada 2016-2017 berhasil mewujudkan kedaulatan pangan. Beberapa komoditas yang termasuk dalam pencapaian swasembada pangan diantaranya beras, jagung, bawang merah, cabe, daging ayam, telur, dan minyak goreng.
"Kini, muncul harapan untuk mandiri dan berdaulat pangan bagi bangsa Indonesia dengan memproduksi beragam pangan berbasis sumber daya lokal. Ini kenyataan. Indonesia merupakan bangsa besar memiliki keanekaragaman hayati nomor 2 di dunia," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan yang dibacakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi, di Jakarta, Sabtu (28/7).
Menurut Mentan, potensi sumber daya pangan Indonesia berlimpah. Terdapat sekitar 100 jenis pangan sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, dan 450 jenis buah-buahan.
"Keanekaragaman hayati ini, bila kita kelola dengan baik akan menjadi bahan pangan bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, juga bisa memenuhi kebutuhan pangan dunia," ujar Mentan.
Selain itu, Mentan menambahkan, produksi pangan beragam sangat penting mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat. Dengan demikian, dapat mewujudkan manusia Indonesia yang sehat, aktif, dan produktif.
Namun menurut Amran, saat ini bangsa Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan pangan dan gizi, termasuk akses terhadap pangan. Selain itu, permasalahan pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih jauh dari ideal, di mana saat ini didominasi karbohidrat dari padi-padian.
"Masyarakat kita masih kurang mengonsumsi protein dari sumber pangan hewani. Juga kurang mengkonsumsi sayur dan buah. Apabila kondisi ini dibiarkan, dapat menimbulkan persoalan serius dalam menyiapkan generasi tangguh dan berdaya saing. Karena itu, diperlukan suatu strategi yang tepat untuk memperkuat program penganekaragaman pangan dan implementasinya di masyarakat," tutur Mentan yang juga Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan.
Dari permasalahan ini, Mentan menilai, diperlukan pemikiran dan kerja keras semua pemangku kepentingan termasuk dari Kelompok Kerja (Pokja) Bidang Ahli dan Bidang Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan.
Dalam rakor ini digelar diskusi yang di pandu Tenaga Ahli Menteri Pertanian Sam Herodian. Sedangkan paparan oleh Kepala BKP/Sekretaris DKP Agung Hendriadi dengan makalah Dukungan Kebijakan untuk Pengembangan Diversifikasi Pangan dan Gizi.
Pembicara berikutnya adalah peneliti BPPT Nur Mahmudi Ismail dengan makalah Strategi Komunikasi dan Promosi Diversifikasi Pangan di Era Digital, dan Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Drajat Martianto dengan makalah Modernisasi Olahan Pangan Lokal: Potensi Bisnis dan Penyerapan Pangan Ritel.
Rakor dihadiri para Pokja Bidang Ahli dan Pokja Bidang Pemberdayaan Ketahanan Pangan dan Kepala Dinas dari seluruh Provinsi di Indonesia (selaku Sekretaris DKP Provinsi) yang menjadi ukung tombak dalam pelaksanaan kegiatan di daerah.
Melalui pertemuan ini, diharapkan semangat untuk mensukseskan penganekaragaman pangan menjalar ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, pembangunan Ketahanan Pangan yang berlandaskan Kedaulatan dan Kemandirian Pangan dapat diwujudkan guna mendukung cita-cita pembangunan nasional menuju manusia Indonesia yang berkualitas.