REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk (Astra) mencatat laporan kinerja yang positif pada semester pertama 2018. Laba bersih perseroan meningkat 11 persen menjadi Rp 10,3 triliun.
Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto mengatakan, kenaikan laba perseroan didorong oleh kinerja bisnis alat pertambangan serta jasa keuangan. Kenaikan kinerja di dua sektor tersebut mengimbangi pelemahan kontribusi dari kegiatan operasional agribisnis dan infrastruktur.
"Kinerja grup Astra didukung stabilitas pertumbuhan ekonomi dan harga batu bara yang stabil, meskipun persaingan di pasar mobil dan melemahnya harga minyak kelapa sawit menjadi perhatian," ujar Prijono dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (27/7).
Baca juga, Laba Bersih BCA Meningkat 8,4 Persen
Alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menyumbang laba bersih sebesar Rp 3,2 triliun. Nilai ini tumbuh 60 persen bila dibandingkan Juni 2017. Sementara itu, segmen otomotif menyumbang Rp 4,2 triliun, tidak berubah bila dibandingkan Juni 2017.
Baca juga, Triwulan II 2018, BJBS Catat Laba Rp 18 Miliar
Penjualan mobil secara nasional meningkat empat persen sepanjang semester pertama 2018 menjadi 554 ribu unit. Namun, penjualan mobil Astra turun menjadi 268 ribu unit akibat meningkatnya kompetisi. Akibatnya, pangsa pasar Astra turun dari 56 persen menjadi 48 persen.
Sejumlah sektor mengalami penurunan kontribusi laba. Salah satunya sektor agribisnis yang labanya turun 23 persen menjadi Rp 625 miliar dan properti sebesar 29 persen menjadi Rp 48 miliar.
Laba bersih sektor jasa keuangan meningkat lima persen menjadi Rp 2,1 triliun. Hal ini didorong oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumennya.
Pendapatan bersih perseroan pada paruh pertama 2018 tercatat sebesar Rp 98,031 triliun. Nilai ini meningkat 15 persen bila dibandingkan dengan semester pertama tahun sebelumnya.