REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) telah memulai pengeboran 2 sumur eksplorasi yang berada di Wilayah Kerja Produksi Pangkah dan Wilayah Kerja Eksplorasi South Sesulu. Pada kedua blok tersebut, Saka memiliki hak partisipasi 100 persen.
Direktur Utama SAKA, Tumbur Parlindungan menuturkan, rencana kerja pengeboran kedua sumur tersebut sesuai dengan Work Program and Budget (WP&B) yang dilaporkan SAKA kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) awal tahun ini. Menurut Tumbur, pengeboran kedua sumur tersebut menjadi bagian dari upaya SAKA menjaga ketahanan energi nasional, seperti yang diinginkan oleh Pemerintah Indonesia.
"Kami berharap proses pengeboran berjalan sesuai rencana dan membuahkan hasil, sehingga bisa menambah lifting SAKA ke depan. Seperti kita ketahui, kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi nasional terus meningkat, semoga tambahan lifting kami bisa membantu Indonesia mengurangi impor BBM dari luar negeri," kata Tumbur dalam keterangan resmi kepada Republika.co.id, Rabu (25/7).
Ia menjelaskan, program eksplorasi sumur baru di Wilayah Kerja Produksi Pangkah dilakukan SAKA dengan memulai pengeboran sumur TKBY-2 pada akhir Juni 2018.
"Kami menajak sumur tersebut pada 30 Juni 2018 untuk melihat keberadaan hidrokarbon pada prospek tersebut. Lokasi sumur TKBY-2 berjarak sekitar 10 km dari fasilitas produksi Well Head Platform-B (WHP-B)," jelasnya.
Titik pengeboran yang tidak jauh dari fasilitas produksi Blok Pangkah menurutnya akan meningkatkan skala keekonomian sumur, sehingga sejalan dengan program perusahaan dalam melakukan optimasi fasilitas produksi yang sudah ada (existing).
Sumur eksplorasi kedua yang akan dibor SAKA adalah West SIS-A#1 yang berada di wilayah Blok South Sesulu. Tumbur menargetkan sumur tersebut bisa mulai ditajak pada pertengahan Agustus 2018. Untuk melakukan pengeboran kedua sumur tersebut, SAKA menggunakan 2 jack-up rig dalam waktu yang hampir bersamaan.
Menurut Tumbur, lesunya kegiatan investasi di sektor hilir migas nasional akibat harga minyak yang masih rendah tidak mengurangi komitmen SAKA untuk terus meningkatkan produksi.
"Harga minyak sudah mulai membaik di kuartal II 2018. Semoga ke depannya akan lebih baik lagi. Sebagai operator tiga blok migas di Indonesia, SAKA menunjukkan komitmennya untuk terus melakukan eksplorasi migas. Karena hanya dengan terus melakukan eksplorasi, Indonesia bisa menemukan cadangan pengganti (reserve replacement)," pungkas Tumbur.
Sebagai informasi, SAKA telah memiliki 11 hak partisipasi di blok migas dalam negeri dan satu di luar negeri. Delapan blok yang sudah berproduksi yaitu Blok Muara Bakau, Bangkanai, Ketapang, Ujung Pangkah, Muriah, Sanga-Sanga, South East Sumatera, dan Blok Fasken yang berada di Amerika Serikat.
Sementara tiga blok lainnya belum menghasilkan minyak atau gas karena masih dalam tahap eksplorasi yakni Blok West Bangkanai, Wokam II, dan South Sesulu. SAKA juga baru saja memenangkan Wilayah Kerja Pekawai dan Wilayah Kerja West Yamdena dari lelang terbuka yang dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).