REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyatakan kesiapannya mendukung rencana pemerintah mengimplementasikan penggunaan bahan bakar solar dengan kadar campuran minyak sawit sebesar 30 persen atau biodiesel B30 pada 2020. Namun, terdapat sejumlah proses yang perlu dilalui, termasuk uji coba di jalan.
Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi mengatakan uji jalan itu bisa memakan waktu hingga satu tahun untuk melihat dampak bahan bakar tersebut terhadap kendaraan. "Jadi tidak bisa satu atau dua kilometer, masing-masing merek waktunya akan berbeda, ada yang minta 100 ribu kilometer, bahkan 500 ribu kilometer," katanya, Rabu (25/7).
Baca juga, Pengunaan Biodiesel 20 Persen Nonsubsidi Masih Kecil
Mobil yang bisa digunakan uji coba pun tidak bisa sembarang mobil. Bahkan, menurut Nangoi, uji coba itu tak bisa menggunakan mobil yang saat ini sudah diproduksi di Indonesia yaitu yang standar emisi gas buangnya Euro 2.
Baca juga, Tak Lulus Uji Kir Buat Pengemudi Truk Enggan Pakai Biodiesel
"Kalau pakai mobil saat ini, begitu sudah selesai uji jalan, aturannya sudah menggunakan aturan Euro 4," kata Nangoi.
Pada saat ini, kata dia, industri otomotif Indonesia belum ada yang memproduksi mobil Euro 4. Sehingga, bila mau memulai uji coba tahun ini, pemerintah harus membeli mobil dari luar negeri.
Nangoi mengatakan para anggota Gaikindo sepakat untuk menepati jadwal tersebut. Sehingga, ia berkeras uji coba biodiesel B30 mesti dilakukan dengan mobil berstandar Euro 4.