Rabu 25 Jul 2018 14:48 WIB

Mentan Ingin Perbanyak Pabrik Gula

Mentan mendorong terwujudnya swasembada gula agar volume impor menurun.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pabrik Industri pengolahan kelapa di Kabupaten Tojo Una Una (Touna), Sulawesi Tengah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pabrik Industri pengolahan kelapa di Kabupaten Tojo Una Una (Touna), Sulawesi Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, BOMBANA -- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman terus mendorong terwujudnya swasembada gula, agar terlepas dari ketergantungan impor. Salah satu caranya adalah dengan membangun pabrik gula.

"Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan pembangunan pabrik gula sebanyak 10 unit agar volume impor menurun," katanya, Rabu (25/7). Untuk diketahui, impor gula yang dilakukan Indonesia mencapai 3,6 juta hingga empat juta ton senilai Rp 10 triliun.

"Ini yang harus diselesaikan dengan dibangunya pabrik gula, volume impor turun," katanya.

Amran menjelaskan pola yang digunakan dalam mewujudkan swasembada gula serupa dengan pengembangan komoditas jagung. Caranya adalah, kata dia, dengan meningkatkan luas lahan, produktivitas, rendemen dan pabrik.

Sejak awal, Kementerian Pertanian telah merancang pembangunan pabrik gula di seluruh Indonesia. Menurutnya, hingga saat ini terdapat 28 investor yang berminat. Pabrik gula sudah dibangun di enam lokasi yakni di Sumatera Selatan, Lampung, Dompu, dan Jawa Timur dan Bombana, Sulawesi Tenggara.

Pabrik gula di Bombana bahkan menjadi yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 12 ribu ton per hari dengan nilai investasi mencapai Rp 5 triliun. Amran menegaskan, bagi para investor pihaknya akan menyiapkan lahan melalui kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Investor juga akan dipermudah.

"Alhamdulillah, di Bombana ini sudah 40 tahun lebih diinginkan bangun pabrik gula dan baru hari ini ada tanda-tanda dan mulai April 2018 ini, pengiriman peralatan sudah jalan dan April tahun depan sudah mulai berjalan penggilingan," ujar Amran. Ia pun meminta perusahaan agar memberikan ruang yang sebesar-besarnya bagi petani menjadi plasma.

Sementara, dalam pembangunan pabrik gula, kata kunci yang dipegang adalah peningkatan produktivitas. Rata-rata produktivitas tebu nasional saat ini 60 ton hingga 70 ton per hektare dengan rendemen delapan persen.

"Tapi mulai sekarang akan ditingkatkan produkvitasnya menjadi 100 ton per hektare dengan rendemen 10 persen," tegasnya.

Guna mewujudkan hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melibatkan para ahli dari India dan perguruan tinggi. Bahkan bisa memanfaarkan teknologi dari Australia yang mampu menghasilkan tebu 140 ton per hektare.

"Kita gunakan pabrik dan teknologi budidaya tebu yang modern, semua modern," ujar Amran.

Luas lahan tebu seluruh Indonesia berada di angka 400 ribu hingga 500 ribu hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement