REPUBLIKA.CO.ID, TOJO UNA UNA -- Pasar di tanah air masih dipenuhi kartel, terutama dari sektor pertanian. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membenarkan hal tersebut.
Untuk itu, kata Amran, pihaknya akan menindak tegas para pelaku kartel. "Kalau ada yang main-main di sektor pertanian dan apapun yang hubungannya dengan pertanian aku tindak tegas," katanya, Selasa (24/7).
Hingga saat ini, ada 700 mafia pangan diproses. Dari total yang diproses, hampir 400 sudah tersangka.
Mengenai keberadaan kartel pangan, Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih meminta seluruh pihak untuk bekerja sama membasmi kartel. Termasuk melaporkan bukti jika ada oknum di Kemendag yang terlibat kegiatan tersebut.
"Silakan buktikan jika punya bukti-bukti biar nanti kami lakukan penindakan," katanya kepada Republika, Senin (23/7).
Ia memastikan tidak ada ruang bagi kartel pangan di Kemendag. Hal ini terlihat dari upaya Kementerian dalam membasmi kartel pangan melalui berbagai regulasi yang telah diterbitkan.
Selain itu, kehadiran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang selalu mengawasi semakin mengurangi ruang gerak pelaku kartel. "Jika ada informasi akurat tentang kartel baik di internal Kemendag maupun di luar mohon diinfo agar dapat kami lakukan tindakan tegas," tegasnya.
Sebelumnya Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir mengatakan, tindakan kartel pada pangan telah ada sejak puluhan tahun. Pembersihan kartel pun secara serius sedang dilakukan pemerintah.
Pemerintah pun mengambil orang-orang yang berani mengambil keputusan dan tegas. Contohnya memilih kepala Bulog dari kepolisian yang sudah banyak memakan asam garam bagaimana mengataasi hambatan-hambatan dan masalah-masalah kartel.
Satgas pangan juga telah dibentuk untuk secara serius menghilangkan kartel.