REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi telur sensitif terhadap pemberian pakan. Sehingga pemberian pakan harus tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat kualitas.
"Obat-obatan pencegah penyakit juga," kata Haryanto dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang pernah menjadi staf khusus bidang pangan era SBY kepada Republika.co.id. Namun, komponen impor dalam bahan baku pakan dan obat-obatan masih besar memberi pengaruh pada pakan. Sehingga melemahnya nilai tukar rupiah, ia melanjutkan, membuat pakan dan obat-obatan menjadi lebih mahal.
"Peternak dapat mengurangi penggunaan pakan tapi produksi turun atau menurunkan kualitas pakan, produksi juga turun," ujar dia.
Harga telur ayam dalam beberapa pekan ini berada di angka yang cukup tinggi. Dilansir dari hargapangan.id, rata-rata harga telur ayam di DKI Jakarta Rp 28 ribu per kg. Harga tertinggi berada di Maluku Utara Rp 38.800 per kg dan terendah Sumatera Utara sebesar Rp 21.600 per kg.
Menurut Haryanto, Lebaran yang telah berlalu membuat permintaan kembali normal. Artinya, kenaikan harga bersumber dari sisi penawaran. Produksi telur dapat diproduksi sepanjang tahun atau tidak tergantung pada musim. Produksi yang turun dengan permintaan yang tidak berubah membuat harga naik.
"Karena elastisitas permintaan telur relatif rendah, maka sedikit saja terjadi gangguan di produksi dan pemasaran (sisi suplai) maka harga akan mudah melonjak atau terguncang," katanya.
Jadi, ia melanjutkan, stabilitas harga telur sangat bergantung pada pengelolaan sisi penawaran, ketersediaan input berupa pakan, Day Old Chick (DOC), obat-obatan yang tepat jumlah, kualitas, waktu dan harga yang stabil menjadi keharusan. "Saat ini fenomena lonjakan harga merupakan mekanisme koreksi terhadap melemahnya nilai tukar rupiah," ujarnya.
Dikutip dari Antara, untuk menstabilkan harga telur ayam sejumlah cara dilakukan. Diantaranya operasi pasar telur ayam.
Operasi pasar untuk produk telur ayam masih berlangsung di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Jalan Raya Ragunan, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (21/7). Operasi pasar dimulai sejak Kamis (19/7) lalu.
Harga telur yang dijual selama operasi pasar di Toko Tani Indonesia Center seharga Rp 19.500 per kilogram. "Tiap pembeli hanya boleh membeli maksimal dua kilogram," terang Tomo, petugas di TTIC.
Sekitar puluhan pembeli tampak mengantri di depan stan yang tersedia di halaman Gedung Toko Tani Indonesia Center, Jakarta Selatan. Walaupun rintik hujan tengah turun, Sabtu siang di TTIC, banyak pembeli masih terlihat bertahan untuk mengantri dan membeli telur seharga Rp 19.500 per kilogram.