Selasa 17 Jul 2018 20:04 WIB

Alfamart Sediakan Kuota untuk Produk UMKM

Produk di Alfamart harus memenuhi kriteria mulai izin produksi hingga label halal.

Corporate Communication General Manager PT Sumber Alfaria Trijaya,TBK (Alfamart) Ivan Hermawan (tengah) memberikan paparanya saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Selasa (17/7).
Foto: Republika/Prayogi
Corporate Communication General Manager PT Sumber Alfaria Trijaya,TBK (Alfamart) Ivan Hermawan (tengah) memberikan paparanya saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Selasa (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupanya tak semua produk yang dijual di perusahaan ritel berlabel Alfamart berasal dari pabrikan besar. Perusahaan yang sudah mengembangkan sayapnya hingga ke Manila ini menyiapkan porsi khusus untuk produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tujuannya guna mendorong berkembangnya perekonomian masyarakat.

General Manager Corporate Communication PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk Ivan Hermawan mengatakan, sudah banyak produk UMKM yang  masuk ke Alfamart mulai dari makanan ringan hingga produk fesyen. "Cuma itu dikemas dengan brand Alfamart atau brand mereka sendiri," katanya saat mengunjungi kantor Republika, Selasa (17/7).

Ia menegaskan, produk yang masuk ke Alfamart harus memenuhi kriteria tertentu seperti izin produksi, keamanan hingga label halal. Alfamart, kata dia, menstandarkan halal untuk produknya. "Karena mayoritas pasarnya Muslim," ujar dia.

Sebelum produk UMKM masuk ke Alfamart, ia menekankan pentingnya menjaga pasokan produk. Diakui Daniel, kebanyakan UMKM yang sudah masuk ke Alfamart kesulitan memasok produk. "Itu di situ kadang-kadang mereka mundur," kata dia.

photo
GM Corcom Alfamart Ivan Hermawan berbincang dengan Bendahara Koperasi Karyawan Republika (Kopmart) Eni Hiyam saat berkunjung ke toko Kopmart Republika di Jakarta, Selasa (17/7).

Perusahaan yang didirikan sejak 1999 ini terus melakukan ekspansi bisnis. Namun dengan kondisi ekonomi saat ini yang cukup berat, ekspansi tidak segencar tahun-tahun sebelumnya sama seperti yang dialami ritel lainnya. Kendati demikian, ia juga menegaskan Alfamart berupaya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja para karyawannya. Pihaknya bisa memindahkan karyawan ke bagian gudang atau divisi lainnya.

"Kita harapkan tidak ada yang namanya pengurangan karyawan," ujarnya.

Kondisi ekonomi yang kurang baik, ia melanjutkan, bukan karena peralihan pola belanja secara daring karena tidak signifikan. Hal itu membuat Alfamart tetap optimistis dengan kondisi ritel saat ini. Perusahaan pun mencoba mengikuti perkembangan teknologi yang ada melalui Alfamind.

Marketing Virtual Store Manager Agung Nugroho mengatakan, dengan Alfamind setiap orang bisa menjadi pemilik toko Alfamart meski dalam bentuk virtual. Sementara konsumen bisa membeli melalui gawai dengan virtual layaknya berada di toko fisik. Nantinya, store Alfamart terdekat yang akan mengantarkan produk yang dibeli konsumen.  “Sudah 4.500 member Alfamind, padahal baru tiga bulan,” ujar dia. Ia menargetkan adanya 200 ribu orang yang bergabung sebagai pemiliki toko di Alfamind.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement