REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Proyek pembangunan Bendungan Kuningan, di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, terus berproses. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat H Mochamad Iriawan berharap proyek pembangunan Bendungan Kuningan, dapat selesai pada akhir tahun 2018. Berdasarkan hasil tinjauannya saat ini, perkembangannya sudah mencapai 84 persen.
"Ini Waduk yang berada di wilayah Kuningan, kebetulan berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah," ujar Iriawan.
Iriawan mengatakan, pentingnya Bendungan Kuningan terkait dengan irigasi. Ada dua Daerah Irigasi (DI) yang akan diari bendungan ini, diantaranya D.I. Cileweung, Kabupaten Kuningan 1.000 hektar, dan D.I. Jangkelok, Kabupaten Brebes, 2.000 hektar.
Bendungan Kuningan, yang dikerjakan Kementerian PUPR bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung ini, memiliki manfaat reduksi banjir 68 persen, ketersediaan air baku 300 L/det, dan tenaga listrik 500 KW.
"Mudah-mudahan akhir tahun (Bendungan Kuningan) bisa terealisasi, memang target sih Mei 2019, tapi melihat progresnya yang sangat cepat mudah-mudahan bisa terealisasi secepatnya juga," katanya.
Bendungan Kuningan, kata dia, memiliki volume tampung bendungan 25,9 juta meter kubik secara total. Nantinya, akan membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok.
Bendungan tipe urugan ini juga, memiliki panjang puncaknya 229 meter dan terdapat terowongan pengelak sepanjang 218,42 meter. Terkait biaya, sesuai kontrak awal, nilainya Rp. 491,4 miliar.
"Pembebasan sudah dilakukan sejak 2012-2013, karena ini masuk proyek strategis nasional pembebasan lahan dan pelaksanaan konstruksi bisa dilakukan secara stimultan," katanya.