Kamis 12 Jul 2018 19:44 WIB

Freeport Sepakati Perjanjian Baru dengan Indonesia

Freeport berjanji akan memberikan kontribusi besar pasca pembaruan kontrak

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penandatanganan Divestasi Saham Freeport. Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin (kanan) bersama CEO Freeport-McMoran Inc Richard Adkerson menandatangni perjanjian divestasi saham PT Freeport Indonesia disaksikan Menkeu Srri Mulyani (kiri) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Penandatanganan Divestasi Saham Freeport. Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin (kanan) bersama CEO Freeport-McMoran Inc Richard Adkerson menandatangni perjanjian divestasi saham PT Freeport Indonesia disaksikan Menkeu Srri Mulyani (kiri) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Freeport McMoran, Richard Adkerson menyatakan sepakat atas perjanjian baru dengan pemerintah Indonesia. Richard menjelaskan selama ini kerja sama yang sudah terjalin antara Freeport dan Indonesia sudah berlangsung selama puluhan tahun.

Richard menilai, dengan pembahasan divestasi dan proses pembaruan kontrak yang dilakukan saat ini merupakan tahap baru untuk menuju kerjasama yang lebih baik lagi antara Freeport dan Indonesia kedepan. Richard menjelaskan, Freeport McMoran antusias dan mendukung langkah pembaruan kontrak ini.

"Kami antusias dan mendukung pembaruan kerjasama ini. Proses penandatanganan HoA hari ini merupakan langkah baru setelah proses yang sudah kita lalui setelah sekian lama," ujar Richard di Kantor Kementerian Ekonomi, Kamis (12/7).

Baca: Sah, Pemerintah Beli Saham Freeport Senilai Rp 53,9 Triliun

Richard menjelaskan pasca proses transaksi pemerintah Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas akan ada banyak proyek yang akan dikerjakan. Selain mendukung proses pembangunan smelter, Richard juga mengatakan, pengembangan pertambangan di tambang Grasberg harapannya terus lebih baik.

"Kami berharap kerjasama ini juga bisa menjadi langkah untuk kita bisa bekerja lebih baik lagi kedepan," ujar Richard.

Baca: Jokowi: Jangan Dipikir Mudah Negosiasi Freeport

Richard menjelaskan harga tambang masa depan bisa mencapai 60 hingga 90 miliar dolar AS. Dengan meningkatnya nilai investasi ini maka menurut Richard, Freeport bisa memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia.

"KIta bisa melakukan standar yang lebih tinggi, lebih meningkatkan pemeliharaan lingkungan dan memberikan dampak keuangan yang lebih besar bagi Indonesia," ujar Richard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement