REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut pelemahan rupiah terhadap dolar AS menjadi pemicu melonjaknya harga telur ayam ras. Hal itu karena bahan baku untuk pakan ayam ras merupakan komoditas impor.
“Harga pakan naik karena dolar AS,” ujarnya, pada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (11/7). Pada Rabu (11/7), kurs rupiah pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di level Rp 14.391 per dolar AS.
Mendag berencana menemui pengusaha pakan ternak untuk bersama-sama mencari solusi atas kondisi tersebut. Berdasarkan peraturan menteri perdagangan (Permendag) Nomor 58 Tahun 2017, harga acuan yang ditetapkan pemerintah untuk telur ayam ras yakni Rp 22 ribu per kilogram untuk tingkat konsumen.
Namun, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Rabu (11/7), harga rata-rata nasional untuk telur ayam ras segar berada di angka Rp 26.900 per kilogram. Harga itu meningkat sebesar Rp 150 dibanding hari sebelumnya.
Berdasarkan data yang dihimpun PIHPS, harga telur tertinggi terjadi di Provinsi Papua di mana harga telur ayam telah menyentuh angka Rp 35.500 per kilogram. Sementara, harga telur terendah terpantau berada di Provinsi Sumatra Utara, yakni Rp 20.900 per kilogram. Di DKI Jakarta, harga rata-rata telur ayam ras berada di level Rp 28.650 per kilogram.
Advertisement